Ternyata, Kain Bandana Masuk Daftar 14 Masker Kurang Efektif Lindungi Diri dari Covid-19

11 Agustus 2020, 11:03 WIB
14 jenis masker yang di uji coba oleh peneliti dari Duke University.* //New York Post /

RINGTIMES BALI - Indonesia dan seluruh dunia saat ini tengah dilanda Pandemi Covid-19. Hal ini membuat seluruh warga di dunia harus menggunakan masker sebagai alat pelindung diri.

Penggunaan alat pelindung diri ini diyakini bisa membantu mencegah penyebaran virus corona.

Beragam jenis masker kini bermunculan di tengah langkanya masker medis. Masker dari kain disebut-sebut bisa menjadi alternatif sehingga banyak orang berpindah haluan.

Baca Juga: HNP atau Sering Dikenal Nyeri Saraf Terjepit Bisa Terjadi Kapan Saja, Kenali Gejalanya

Belakangan ini, masker dari beragam bahan dengan model ala warga +62 pun makin marak. Meski demikian, kita dituntut harus ekstra teliti saat menggunakan masker.

Berdasarkan sebuah tes sederhana yang dilakukan tim peneliti dari Duke University mengungkap tidak semua masker memiliki efektivitas yang sama dalam memberikan perlindungan di tengah pandemi Covid-19.

Tes ini dilakukan untuk melihat jenis masker apa saja yang dapat menghentikan droplet dari mulut penggunanya.

Baca Juga: Ternyata Kurang Minum Air Sebabkan Penyakit Serius di Kemudian Hari, Ini Penjelasannya

"Kami mengonfirmasi bahwa ketika orang-orang bicara, droplet berukuran kecil akan keluar," ujar salah satu peneliti sekaligus ahli kimia dan fisika, Martin Fischer, Senin, 10 Agustus 2020.

"Sehingga penyakit (Covid-19) bisa disebarkan melalui berbicara, tanpa batuk atau bersin," sambung dia seperti dilansir WebMD.

Dijelaskan, dalam tersebut tim peneliti hanya menggunakan beberapa alat sederhana. Mulai dari sebuah kotak, sebuah laser, sebuah lensa, dan sebuah kamera ponsel.

Baca Juga: Manfaat Pelihara Ikan Hias Saat Pandemi Covid-19

Berdasarkan hasil tes, masker N95 tanpa katup memiliki kinerja terbaik untuk menghentikan droplet. Di posisi terbaik selanjutnya adalah masker bedah atau masker polipropilena.

Sementara itu, masker kain berbahan katun juga cukup memberikan dampak baik. Masker ini disebut dapat menghentikan banyak droplet yang keluar saat penggunanya berbicara.

Namun, ada dua jenis masker yang dinilai kurang efektif dalam menghentikan droplet. Kedua jenis masker tersebut adalah masker yang dibuat dari kain bandana dan neck fleece atau buff masker.

Baca Juga: Jawa Timur Penyumbang Terbanyak Penambahan Kasus Covid-19, Bagaimana dengan Bali?

Menurut Fischer, tes yang mereka lakukan merupakan sebuah bentuk demonstrasi. Dibutuhkan investigasi yang lebih beragam pada masker, pengguna, dan juga cara pakai masker pada orang-orang untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.

Berita ini sebelumnya telah dimuat di Galamedianews.com dengan judul "Hasil Tes, Jenis Masker Ini Kurang Efektif Melindungi Diri dari Covid-19" yang dikutip dari Wartaekonomi.co.id pada Selasa 11 Agustus 2020.

Sementara itu, Associate professor di bidang ilmu kedokteran dari Duke University, Dr Eric Westman mengingatkan pentingnya penggunaan masker di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: 9 Bidan di Bali Terpapar Covid-19, Ruang Nifas RSUD Sanjiwani Ditutup

Penggunaan masker yang benar merupakan cara yang sudah terbukti dapat melindungi diri sendiri dan orang lain dari Covid-19 di saat obat dan vaksin belum ditemukan.

"Bila semua orang menggunakan masker, kita dapat menghentikan hingga 99 persen droplet-droplet ini sebelum mereka (droplet) menjangkau orang lain," kata dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan masyarakat umum untuk menggunakan masker kain tiga lapis.

Baca Juga: Obat Covid Belum Ditemukan, Jangan Tanya Kapan Pandemi Berakhir?

Selain itu, WHO juga merekomendasikan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan lain seperti jaga jarak dan menjaga kebersihan tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer.

Sedangkan untuk masker medis, direkomendasikan untuk petugas kesehatan, orang yang sakit dan menunjukkan gejala Covid-19 atau suspek, serta orang yang merawat pasien Covid-19, orang berusia 60 tahun ke atas atau orang yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit paru, atau kanker.***(Lucky M. Lukman/Galamedianews).

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler