Misteri Bau Badan di Ketiak Akhirnya Terpecahkan

31 Juli 2020, 16:21 WIB
BAU badan bisa dhalau dengan berbagai cara berikut ini, Sobat Belia. /PIXABAY


RINGTIMES BALI
- Ilmuwan berhasil mengungkap misteri di balik bau badan. 

Seperti dilansir The Guardian, Selasa 28 Juli 2020, para peneliti Universitas York menelusuri sumber bau ketiak dari beberapa enzim dalam mikroba yang hidup di ketiak manusia.

Para ilmuwan mencoba memindahkannya pada anggota komunitas mikroba ketiak dan mencatat perkembangannya. Para ilmuwan itu pun senang – karena enzim tersebut menunjukan reaksi dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Baca Juga: Tak Pernah Pakai Sabun, Akhirnya Dokter di AS Ini Dapat Dukungan Netizen

Para ilmuwan meyakini bahwa manusia mungkin telah mewarisi mikroba mephitic dari nenek moyang primata kuno kita.

“Kami telah menemukan cara bagaimana bauketiak itu dihasilkan” ujar Prof. Garvin Thomas, seorang ahli dari tim mikrobiologi senior.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha, Polresta Denpasar Bagikan Helm Gratis


Bau yang menggangu tersebut, yang dikenal sebagai thioalcohols, dikeluarkan sebagai produk sampingan ketika mikrobamengkonsumsi senyawa lain yang berada pada kulit.

Tim The York sebelumnya meneliti bahwa sebagian besar mikroba pada kulit tidak dapat menghasilkan thioalcohols.

Baca Juga: Pekerjaan Sesuai Zodiak Kamu, Pisces Cocok Segalanya Libra jadi Pendeta

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Diyakini Warisan Nenek Moyang, Misteri Bau Badan Manusia Khususnya di Ketiak Akhirnya Terpecahkan

Baca Juga: Disebut Meniru Pangeran Harry, Pangeran William dan Kate Middleton Bantu Warga Terdampak Corona

Namun, penelitian selanjutnya menjelaskan bahwa salah satu spesies yang berada di bawah ketiak, yaitu Staphylococcus hominis adalah spesies utama yang berkontribusi menghasilkan bau busuk.

ketika ia mengonsumsi senyawa yang tidak berbau disebut Cys-Gly-3M3SH, senyawa ini dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada ketiak.

Manusia mempunyai dua jenis kelenjar keringat. Kelenjar Eccrine adalah kelenjar yang menutupi tubuh dan terbuka langsung pada kulit yang berperan penting bagi sistem pendinginan tubuh.

Baca Juga: Gembleng Jurnalis Muda, Begini Kata Ketua SMSI Bali

Kelenjar Apocrine, kelenjar yang terbuka ke folikel rambut, dan dijejalkan ke tempat-tempat tertentu: ketiak, puting, dan alat kelamin. Peran mereka tidak begitu terlihat.

Dalam jurnal Scientific Reports, ilmuwan The York menggambarkan bagaimana mereka meneliti Staphylococcus hominis untuk mengetahui cara menghasilkan thioalcohols.

Mereka menemukan enzim yang mengubah Cys-Gly-3M3SH yang dikeluarkan oleh kelenjar Apocrine ke dalam thioalcohols yang menyengat (3M3SH).

Baca Juga: Ini Yang Dilakukan Novel Baswedan Saat Kopral Suwito Meninggal Akibat Covid-19


Setelah menemukan enzim penyebab bau badan para peneliti menegaskan peranan enzim tersebut dan memindahkan pada Staphylococcus aureus, komponen umum yang biasanya tidak menghasilkan bau badan.

“Dengan memindahkan gen tersebut, Staphylococcus aureus mengeluarkan bau badan," ujar Thomas.

Michelle Rudden dan ilmuwan yang lain pada penelitian selanjutnya akan mencari hubungan genetika diantara lusinan spesies Staphylococcus.

Baca Juga: 31 Juli, Bali Resmi Buka Pintu Masuk Wisatawan Nusantara


Analisis yang menunjukan tentatif, bahwa hanya segelintir enzim BO (bau badan) yang mewarisi leluhur mikroba kuno sekitar 60 juta tahun yang lalu.*** (Ari Nursanti/pikiran rakyat)

 

Editor: Afifah Fadhilah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler