RINGTIMES BALI – Sahur merupakan sumber tenaga umat muslim dikala puasa tiba. Maka dari itu diwajibkan umat muslim melakukan santap sahur untuk membangkitkan tenaga.
Kebanyakan orang pasti merasa malas saat sahur karena harus menyantap makanan tengah malam. Namun hal ini harus dilakukan lantaran kewajiban umat muslim saat bulan puasa.
Tak jarang setelah mereka melakukan sahur dan tidak menahan rasa kantuknya, maka mereka kembali tidur setelah melakukan makan sahur.
Baca Juga: Sahur Pertama di Bali Atta Minta Disuapin Aurel, 'Kata Nabi Suap-suapan Bikin Mesra Suami Istri'
Baca Juga: 5 Makanan Terburuk saat Sahur, Salah Satunya Mie Instan
Perlu diingat, mulai hari ini hindari kebiasaan buruk tersebut karena sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Dilansir ringtimesbali.com dari kanal youtube Alby Herbal, berikut bahaya tidur setelah santap sahur di bulan puasa.
1. Dapat meningkatkan berat badan
Jika dari mereka langsung tidur setelah sahur, otomatis makanan yang masuk dalam pencernaan tidak akan langsung dicerna oleh organ lambung.
Baca Juga: Niat Bangunkan Warga Sahur, 5 Pemuda di Banyuwangi Diduga Jadi Korban Pengeroyokan???
Bahaya lagi, jika saat sahur seseorang tersebut mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak tinggi, maka akan berisiko naiknya berat badan.
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan juga dapat disebabkan karena tidur setelah sahur. Tidur setelah sahur akan membuat perut menjadi panas hingga merambat pada bagian tenggorokan.
Hal ini terjadi lantaran adanya efek yang terjadi dari asam lambung yang naik sehingga seseorang merasa sakit pada daerah tenggorokan.
Baca Juga: 8 Manfaat Makan 3 Buah Kurma saat Berbuka Puasa
3. Memicu asam lambung
Tidur setelah makan akan membuat sistem pencernaan tidak berkerja dengan normal. Hal ini akan mengakibatkan memicu munculnya asam lambung lantaran makanan sulit dicerna oleh tubuh.
4. Stroke
Bahaya tidur setelah sahur yakni dapat memicu datangnya gejala stroke. Makan setelah tidur akan berdampak terkena stroke penyumbatan.
Hal ini dikarenakan saat tidur aliran darah ke otak harus tetap terjaga sesuai kebutuhan.***