Vanuatu dan Budaya Rasisme, Benarkah telah Mengakar di Dunia?

- 4 Oktober 2020, 12:47 WIB
Vanuatu dan Rasisme, Benarkah telah Mengakar di Dunia?
Vanuatu dan Rasisme, Benarkah telah Mengakar di Dunia? /pixabay.com/S. Hermann & F. Richter/

Kelompok yang paling netral adalah suku Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres sendiri, yang menunjukkan sedikit bias terhadap masyarakat Pribumi sehingga "secara statistik mereka tidak bias", kata Shirodkar.

“Bias implisit internal Anda, itulah yang ada di dalam,” katanya. "Anda mungkin atau mungkin tidak bertindak berdasarkan itu."

Shirodkar mengatakan bias implisit itu sendiri bukanlah ukuran rasisme, tetapi berpotensi menjadi penyebab rasisme atau tindakan diskriminatif. Ia mengatakan itu menunjukkan diskriminasi yang dialami oleh masyarakat Aborigin dan Torres Strait Islander tidak imajiner, dan memiliki dasar pada persepsi non-Pribumi Australia.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Negara Vanuatu 'Fitnah' Indonesia, jadi Negara Terindah tapi Kanibal

“Itu bagian sadar, itulah yang bisa menyebabkan terjadinya tindakan diskriminatif,” ujarnya. “Tetapi kenyataannya adalah jika bias bawah sadar Anda tetap tidak disadari dan tidak tertandingi dan Anda tidak mengidentifikasinya, jika Anda bahkan tidak menyadarinya, maka bias tersebut berpotensi membebani semua keputusan Anda dan bagaimana Anda berperilaku,” ucapnya.

Mengatasi pandemi rasisme

Lantas bagaimana mengakhiri rasisme?

Adalah tugas kita baik secara individual maupun kolektif untuk menghentikan rasisme.

Sebuah gagasan yang menentang Eurosentrisme, yang diusulkan oleh seorang antropolog sosial-budaya bernama Franz Boas dapat membantu kita untuk melakukan hal ini.

Baca Juga: Warganet Serang Vanuatu Lewat Media Sosial Instagram, Mereka Sebut Komentar Rasis Terkoordinasi

Halaman:

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: The Conversation Ringtimes Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x