Tiongkok Akan Wajibkan Gamer Bermain Menggunakan Nama Aslinya Mulai September 2020

- 4 Agustus 2020, 06:00 WIB
Muncul pro kontra asal game PUBG seiring konlik antara Tiongkok-India
Muncul pro kontra asal game PUBG seiring konlik antara Tiongkok-India /Twitter/@PUBGMOBILE/

RINGTIMES BALI– Berain game adalah salah satu media penghibur dikala penat atau untuk sekedar menghabisan waktu luang.

Game tidak hanya dapat dimainkan oleh anak-anak atau orang muda, melainkan tak jarang beberapa orang dewasa pun gemar bermain game.

Para pemain game singkali disebut gamer oleh orang-orang. Gamer-gamer ini seringkali menggunakan nick name pada game yang berbeda dengan nama asli di dunia nyata.

Baca Juga: Pasangan 'SKY Castle' Kim Bo Ra dan Jo Byung Gyu Putus

“Hal itu dilakukan lantaran lebih indah menggunakan nama yang dibuat sendiri daripada menggunakan nama asli” kata beberapa orang.

Tetapi taukah anda bahwa di negara Tiongkok akan mewajibkan para gamer bermain menggunakan nick name aslinya?

Pemerintah Tiongkok sejak lama berusaha menghentikan anak-anak agar tidak terlalu banyak bermain game. Kini regulator membuat kebijakan yang lebih ketat yaitu dengan memastikan siapa pun yang ingin bermain game harus wajib masuk dengan nama asli mereka.

Baca Juga: Jet Tempur Israel Bombardir Situs Hamas, Jalur Gaza Mencekam

Pemerintah Negeri Tirai Bambu memakai sistem otentikasi yang dikelola negara dan akan diluncurkan pada September 2020.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari SCMP, pejabat Tiongkok, Feng Shixin mengatakan para pembuat game akan diminta bergabung dalam sistem tersebut.

Rencana tersebut sebelumnya sudah berjalan lama, pemerintah mendorong kontrol yang lebih ketat untuk melindungi anak di bawah umur agar tidak terlalu banyak bermain game.

Baca Juga: Orang Dewasa Juga Butuh Bermain? Simak Manfaatnya

Artikel ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Mulai September 2020, Gamer Wajib Pakai Nama Aslinya di Tiongkok

Di tahun 2019, Administrasi Negara Pers dan Publikasi (SAPP), badan yang bertanggung jawab untuk mengatur game, memperkenalkan batasan baru tentang berapa banyak waktu dan uang yang dapat dihabiskan anak di bawah umur dalam sebuah game.

Siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun dibatasi hingga 90 menit pada hari kerja dan tiga jam pada hari libur.

Untuk menegakkan batasan ini, gamer diwajibkan untuk memberikan nama asli mereka yang dapat diperiksa berdasarkan nomor ID atau seperti KTP.

Baca Juga: UFO Mendatangi Pangkalan MIliter AS, Berharap Alien Bukan Serangan Tiongkok atau Rusia

Tencent dan NetEase, dua perusahaan game terbesar di Tiongkok, mendapat lompatan pertama pada rencana ini dengan memperkenalkan sistem verifikasi mereka sendiri.

Sistem ini juga memberi anak-anak pandangan tentang solusi inovatif apa yang mungkin harus mereka andalkan untuk menghabiskan lebih banyak waktu bermain game di masa depan.

Beberapa anak sudah menggunakan identitas palsu atau yang membantu mereka melewati verifikasi.

Untuk saat ini, tidak banyak yang diketahui bagaimana sistem verifikasi tersebut akan bekerja atau akan menyerupai sistem independen yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Ungkap Corona, Ahli Medis Hongkong Kabur ke Amerika, Sebelum di Lenyapkan

Tiongkok juga memiliki aturan lain yang mengatur permainan apa saja yang bahkan diizinkan di negaranya. Salah satu persyaratan adalah pembuat game diharuskan mengirimkan tinjauan monetisasi sebelum dapat didistribusikan secara legal.

Sejauh ini tampaknya industri game Tiongkok tidak banyak menderita dari perubahan ini, karena sebagian besar orang berada di rumah akibat pandemi virus corona.***( Julkifli Sinuhaji /pikiran-rakyat.com)

Editor: Moh. Husen

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x