Militan Serang Penjara Afghanistan saat Gencatan Senjata Singkat Berakhir

- 3 Agustus 2020, 10:28 WIB
Seseorang yang terluka dalam serangan pemberontak di sebuah penjara di Jalalabad, Afghanistan, dilarikan dirawat di rumah sakit di sana pada hari Minggu.*Ghulamullah Habibi / EPA, via Shutterstock
Seseorang yang terluka dalam serangan pemberontak di sebuah penjara di Jalalabad, Afghanistan, dilarikan dirawat di rumah sakit di sana pada hari Minggu.*Ghulamullah Habibi / EPA, via Shutterstock /

RINGTIMES BALI - Negara Islam dilaporkan bertanggung jawab atas serangan pada saat melepaskan para pemberontak dari penjara telah menjadi masalah utama dalam proses perdamaian Afghanistan.

Gerilyawan menyerang sebuah penjara besar di Afghanistan timur pada hari Minggu, meledakkan sebuah bom mobil dan melancarkan pertempuran senjata selama berjam-jam, ketika puluhan tahanan berhasil melarikan diri, kata pejabat Afghanistan.

Serangan di kota Jalalabad terjadi pada saat isu pembebasan pejuang pemberontak dari penjara telah pindah ke garis depan upaya untuk mencapai kesepakatan damai dan mengakhiri perang panjang Afghanistan.

Baca Juga: Israel Disebut Ancam Indonesia Akan seperti Palestina Jika Warga RI Masih Ikut Campur, Faktanya

Ketidaksepakatan atas gelombang terakhir pembebasan tahanan telah menunda langkah-langkah selanjutnya dari kesepakatan yang dicapai pada Februari antara Amerika Serikat dan Taliban, dan dimulainya pembicaraan langsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Tetapi kelompok-kelompok militan lain yang juga memerangi pemerintah tidak ikut serta dalam perjanjian itu, dan salah satu dari mereka, Negara Islam, mengaku bertanggung jawab atas serangan pada hari Minggu melalui kantor berita Amaq.

Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan kelompok itu tidak berada di belakang serangan terhadap penjara itu, yang menampung sekitar 1.500 narapidana.

Baca Juga: Israel Berencana Caplok Tepi Barat, Indonesia Komit Dukung Palestina

Siapa pun penyerang itu, mereka dapat menekan proses perdamaian yang rapuh yang telah hancur beberapa kali, seringkali dengan kekerasan baru.

Serangan itu terjadi pada jam-jam terakhir dari gencatan senjata tiga hari antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk festival Muslim Idul Adha. Para pejabat Afghanistan mengatakan bahwa kekerasan selama gencatan senjata telah menurun secara signifikan, dengan kurang dari selusin insiden dilaporkan selama dua hari pertama.

Halaman:

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x