Riset AS Sebut Corona Ada Sebelum Mewabah di China, Donald Trump Utang Minta Maaf ke Peneliti Wuhan

- 27 Juli 2020, 13:38 WIB
Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump. /

RINGTIMES BALI - Gen yang membantu penyebaran coronavirus pada manusia tampaknya mengurangi infektivitas virus kelelawar yang serupa.

Ini merupakan hasil sebuah studi baru pemerintah AS, yang dapat menimbulkan keraguan pada teori bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium China.

Virus raTG13, yang ditemukan di kotoran kelelawar di sebuah gua di barat daya China, adalah sepupu yang paling dekat dengan corona virus baru.

Baca Juga: Tidur Dalam Hitungan Detik, Gunakan Cara Metode Militer

Lebih dari 96 persen ada kesamaan gen. Perbedaan terbesar di antara mereka adalah protein yang mengikat virus ke sel inang.

Di laboratorium penyakit menular vektor yang ditanggung vektor Food and Drug Administration (FDA) di Maryland, Dr Tony Wang dan rekannya melakukan percobaan untuk melihat apa yang akan terjadi pada raTG13 jika diberi lonjakan yang mirip dengan Sars-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Pejabat pemerintah AS termasuk Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo senantiasa mengumbar teori bahwa wabah Covid-19 mungkin telah dimulai di laboratorium di Wuhan tempat para ilmuwan mempelajari virus kelelawar raTG13.

Baca Juga: Diacuhkan, Dua Momen yang Membuat Kate Middleton Sasaran Kritik Kalangan Dekat Meghan Markle

Dr Wang menolak mengomentari teori itu, tetapi mengatakan karyanya dimaksudkan untuk menyelidiki sesuatu yang hanya bisa terjadi di laboratorium.

Institut Virologi Wuhan
Institut Virologi Wuhan

Halaman:

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Galamedianews South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x