Hasilnya, negara-negara Asia Tenggara lebih berhak daripada Tiongkok dengan Nine Dash Line-nya.
Langkah terakhir dari Duterte ini menjadi 'putaran balik paling tajam' selama kepemimpinannya sejak empat tahun lalu.
Duterte berkali-kali menegaskan bahwa dirinya seorang sosialis tulen yang membenci AS sembari mengesampingkan banyak pencapaian dari pendahulunya.
Baca Juga: Benarkah Rencana Pernikahan Tahun Depan, Melatarbelakangi Nekatnya Yodi Prabowo Untuk Bunuh Diri?
Semua demi mendapatkan investasi Tiongkok yang sedang 'diobral' kepada negara-negara berkembang.
Pria yang dikenal keras itu telah enam kali ke Tiongkok untuk memastikan realisasi janji-janji untuk pembangunan Filipina.
Sayangnya, tak banyak yang akhirnya terbangun dan mendapat pujian publik. Kebanyakan masih terpampang di papan wacana saja.(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-rakyat.com)