RINGTIMES BALI - Filipina memang sedang diambang kebimbangan dalam isu Laut China Selatan.
Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, negara kepulauan itu awalnya begitu lekat dengan Tiongkok lantaran kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Saking eratnya, perjanjian pertahanan dengan sekutu lama, Amerika Serikat (AS) dilepas begitu saja. Namun, kini mereka berubah pikiran.
Baca Juga: Israel Berencana Caplok Tepi Barat, Indonesia Komit Dukung Palestina
Semua bermula dari pernyataan tegas lewat Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Junior pada Selasa 12 Juli 2020 lalu.
Dalam peringatan empat tahun hasil Mahkamah Internasional di Den Haag itu, ia mengimbau Tiongkok patuhi semua keputusan arbitrase.
"Hasil ini tak bisa dinegosiasikan lagi," tegas Teodoro dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Tragis, Ibu Bawa Anaknya Satu Tahun Tewas Tergilas Ban Truk Meninggal di TKP
Kini, Filipina semakin jauh bahkan digadang-gadang akan 'putar balik'. Pengamat pun mengatakan 'periode emas' Manila-Beijing telah berakhir.
Seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com "Tiongkok Ingkar Janji, Filipina Cepat-cepat Putar Balik Beri Perlawanan demi Laut China Selatan", yang dikutip dari South China Morning Post.