Facebook diketahui mendapat tuduhan karena lalai dalam meredakan ujaran kebencian di Ibu Kota Burma tersebut.
Menurut tim pencari fakta PBB pada tahun 2018, Facebook berperan besar secara substansial dan berkontribusi pada kekejaman dan pertikaian dari konflik.
Baca Juga: Nasa Tampilkan Keadaan Planet Mars dari Robot 'Perseverance' yang Mendarat di Sana
“Ujaran kebencian tentu saja merupakan bagian dari itu,” tambah Marzuki Darusman selaku tim pencari fakta PBB terkait inside Rohingya.
Di bawah tekanan PBB dan kelompok hak asasi manusia internasional, Facebook melarang sekitar 20 individu dan organisasi terkait militer Myanmar pada tahun 2018, termasuk Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing, karena terlibat dalam pelanggaran berat hak asasi manusia.***