Afrika Selatan Mengumumkan Dua Vaksin COVID-19 Buatan China Kurang Efektif

- 5 Februari 2021, 14:30 WIB
Afrika Selatan Mengumumkan Dua Vaksin COVID-19 Buatan China Kurang Efektif.
Afrika Selatan Mengumumkan Dua Vaksin COVID-19 Buatan China Kurang Efektif. /Dok. Alarabiya

RINGTIMES BALI – Pemerintah Afrika Selatan mengumumkan jika dua vaksin COVID-19 dari Perusahaan China termasuk Sinopharm mampu memicu kekebalan terhadap varian virus korona yang pertama kali ditemukan di wilayah tersebut.

Namun, sebuah studi laboratorium pada Selasa 2 Februari 2021 menunjukan bila efek yang ditimbulkan dari vaksin tersebut tergolong rendah.

Varian virus ini telah menimbulkan kekhawatiran dimana-mana, virus tersebut ditakutkan mungkin telah melemahkan efek vaksin dan pengobatan yang dikembangkan sebelum penyebarannya.

Baca Juga: Jepang Perpanjang Masa Darurat Nasional Akibat Covid-19

Dikutip Ringtimesbali.com situs Alarabiya, Dua belas sampel serum masing-masing telah diambil dari penerima kedua vaksin.

Vaksin tersebut dikembangkan oleh anak perusahaan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan satu unit Produk Biologi Zhifei Chongqing dengan mempertahankan aktivitas penetralan terhadap varian Afrika Selatan.

Hal ini telah ditulis pada makalah Institut Produk Beijing dengan berafiliasi dengan Sinopharm, Institut Mirkobiologi Akademi Ilmu Pengetahuan China, yang bersama-sama mengembangkan kandidat dengan pihak Zhifei, dan dua agensi China lainnya.

Baca Juga: Kemkominfo Singapura Siap Berikan Tindak Hukum Bagi Penyebar Informasi yang Salah Tentang Vaksin Covid-19

Hasil telah menunjukan bila aktivitas sampel terhadap variasi tersebut mengalami pelemahan dibandingkan virus asli dan varian lainnya yang mewabah secara dunia.

“Pengurangan aktivitas “harus diperhitungkan untuk dampaknya terhadap kemanjuran klinis vaksin ini,” jelas salah satu pembuat makalah.

Lebih lanjut, vaksin Sinopharm sendiri telah disetujui di China serta untuk penggunaan masyarakat umum.

Baca Juga: Biden Ungkap Kongres Perlu Bertindak Atas Bantuan Covid-19 Sebesar 1,9 Triliun Dolar AS

Vaksin ini juga telah  digunakan di beberapa negara lain termasuk Uni Emirat Arab. Kemudian, vaksin Zhifei tengah dalam pengujian klinis tahap akhir di China untuk disebarkan secara luas.

Data uji klinis tahap awal pada vaksin dari Novavax Inc dan Johnson & Johnson juga menunjukkan bila vaksin tersebut secara signifikan kurang efektif dalam mencegah COVID-19.

Apalagi jika ditujukan pada relawan Afrika Selatan, di mana varian baru yang sangat mematikan tersebar luas.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Alarabiya.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah