Abdullah Basfar Ditangkap, Rencana Putra Mahkota MBS untuk Hapus Identitas Agama di Arab Saudi?

10 September 2020, 12:13 WIB
Abdulah Basfar Ditangkap, Rencana Putra Mahkota MBS untuk Hapus Identitas Agama di Arab Saudi? /

RINGTIMES BALI - Diduga, penangkapan Syekh Abdullah Basfar rencana dari Putra Mahkota Saudi Mohamed Bin Salman (MBS) untuk menghapus identitas agama Arab Saudi.

Dilaporkan Memo, seperti dikutip Ringtimes Bali Kamis 10 September 2020, menyebut beberapa orang memuji penahanan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremisme di kerajaan itu, berdasarkan rencana Putra Mahkota Saudi Mohamed Bin Salman untuk menghapus identitas agama Arab Saudi.

Tetapi sejumlah besar orang Saudi mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut, surat kabar online Rai Al Youm mengungkapkan, mengutip seorang warga Saudi di Twitter: "Elit yang kita butuhkan ada di penjara."

Baca Juga: Kemarin Terungkap, Dokumen Rahasia Puluhan Tahun Bukti Australia Invasi Indonesia ke Timor Leste

Akun Twitter warga Saudi lainnya yang dilaporkan oleh Rai Al Youm memposting: "Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang sepele menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara ini. Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin. "

Sejak 2017, ketika putra mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya atas pandangan kritis mereka tentang cara dia memerintah negara dan rencananya untuk mensekulerkannya.

Sementara itu, pasca penangkapan Basfar, FPI mengkhawatirkan kondisi Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi. Juru bicara Front Pembela Islam, Slamet Maarif pun meminta doa untuk keselamatan Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Terjebak, KTT ASEAN di Tengah Konflik AS dan China yang Makin Meruncing

"Doakan beliau sehat sehat saja dan tetap baik hubungannya dengan kerajaan Saudi Arabia," kata Slamet, sebagaimana dimuat dalam artikel di PikiranRakyat-Tasikmalaya.com "Kerajaan Saudi Tangkap Abdullah Basfar, FPI Khawatirkan Kondisi Habib Rizieq Shihab" yang dikutip dari Warta Ekonomi.

Slamet mengaku tengah memantau aksi otoritas Arab Saudi dalam penangkapan sejumlah ulama yang dikaitkan atas kritik terhadap putra mahkota Mohammed Bin Salman.

Diketahui, tak hanya Abdullah Basfar saja yang ditangkap. Pada bulan Maret lalu, Saud Al-Funaisan juga dikabarkan telah ditahan.

Baca Juga: Raja Salman Mendadak Telpon Vladimir Putin, Ditekan AS Karena Tak Mau Berdamai dengan Israel

Putra mahkota MBS dikabarkan telah mengambil alih kekuasaan sejak 2017 silam. Ia pun menindak seluruh pengkritiknya.

"Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang sepele menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara itu.

"Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin," tulis pengguna Twitter dikutip dari surat kabar online, Rai Al Youm.

Baca Juga: Malaysia Larang WNI Masuk ke Negaranya, Catat Ini Kriterianya

Untuk diketahui, otoritas Saudi baru-baru ini menangkap Syekh Abdullah Basfar, salah satu pembaca Alquran terkenal di seluruh dunia Islam, hal ini diungkap oleh seorang Tahanan Hati Nurani di Twitter pada hari Jumat 4 September kemarin.

Di akun Twitter Tahanan Hati Nurani menyampaikan bahwa syekh ditangkap pada Agustus, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana dan di mana dia ditangkap.

"Kami mengkonfirmasi penahanan Syekh Dr Abdullah Basfar sejak Agustus 2020," tulis akun Prisoners of Conscience.

Baca Juga: Dikecam, Serbia Langgar Hukum Internasional jika Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerussalem

Basfar adalah seorang profesor di departemen Studi Syariah dan Islam di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah. Ia juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kitab dan Sunnah Dunia.

Laporan tentang penahanan Syekh Basfar bertepatan dengan laporan tentang penahanan Syekh Saud Al-Funaisan, yang ditangkap pada bulan Maret.

Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan dekan fakultas Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.***

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya Warta Ekonomi Memo

Tags

Terkini

Terpopuler