Diduga, Pecinta Moge Rusia Pemilik Amonium Nitrat yang Meledakkan Beirut, Lebanon

6 Agustus 2020, 14:46 WIB
DailyMail /*via Galamedianews /

RINGTIMES BALI - Banyak dugaan yang beredar terkait ledakan di Pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan ribuan warga mengalami luka-luka pada tragedi ledakan di Lebanon pada Selasa 4 Agustus 2020.

Pemerintah Lebanon kini menempatkan setiap pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan pelabuhan Beirut dalam enam tahun terakhir sebagai tahanan rumah.

Ini dilakukan guna menyelidiki ledakan besar yang menghancurkan kota hingga menewaskan lebih dari 100 warga dan melukai ribuan lainnya.

Baca Juga: Mantan Parlemen Israel Puji Ledakan di Lebanon, Tepat di Hari Cinta, 'Hadiah' dari Tuhan

Terbaru, fakta kargo maut yang memicu ledakan setara seperlima bom Hiroshima di Gudang 12 itu, diduga milik pencinta moge Rusia yang meninggalkannya karena bangkrut.

Para pemimpin politik Lebanon bersumpah mereka yang bertanggung jawab atas tragedi Beirut kemarin akan 'membayar harganya'.

Sementara pejabat bea cukai mengatakan pihaknya berulang kali memperingatkan bahaya tapi tak pernah ada tindakan.

Baca Juga: Fakta Baru Ledakan di Beirut, Terkuak Warga Lebanon Marah, Pejabat Tak Mau Disalahkan

Menyusul ledakan yang mengundang simpati dunia, dokumentasi menunjukkan Gudang 12 di dermaga Beirut yang penuh dengan amonium nitrat.

Bahan kimia yang sangat mudah meledak itu disimpan dalam karung sederhana tanpa perlindungan apa pun.

Sebelummnya diberitakan sebuah kapal yang membawa muatan amonium nitrat ditahan dalam perjalanan dari Batumi bekas republik Soviet, Georgia ke Mozambik dan tidak pernah diketahui nasibnya. Grechushkin disebut sebagai pemilik kapal dan muatannya.

Korban ledakan di Lebanon saat berada di salah satu rumah sakit.* /Timour Azhari/Al Jazeera

Baca Juga: Tak Semua Orang Percaya Penyebab Ledakan di Lebanon, Banyak Jejak Darah Berceceran Dimana-mana

Pada Selasa malam, kebakaran yang dimulai di Gudang 9 menyambar 2.750 ton bahan kimia di Gudang 12 yang memicu ledakan dengan kekuatan tiga kiloton, setara dengan seperlima ukuran ledakan nuklir Hiroshima.

Raghida Dergham dari Institut Beirut kemarin mengatakan, “Menyimpan amonium nitrat di pelabuhan sipil adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kecaman tidak cukup. Saya selamat tapi rasanya hancur. Saya kehilangan teman dan apartemen.”

Menteri kesehatan Lebanon semalam mengumumkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 135 dengan sekitar 5.000 terluka dan puluhan lainnya masih hilang di Beirut.

Baca Juga: Kronologis Detik-detik Ledakan di Lebanon Tewaskan 100 Orang, Presiden Sebut Kelalaian

Sumber resmi yang mengetahui investigasi awal menyebut kelalaian sebagai pemicu bencana.

Amonium nitrat adalah kimia yang digunakan dalam bom pupuk dan banyak digunakan industri konstruksi, juga kelompok pemberontak seperti Taliban dan IRA untuk bahan peledak.

Artikel ini sebelumnya terbit di Galamedianews dengan judul "Ditinggalkan karena Bangkrut, Pencinta Moge Rusia di Balik Amonium Nitrat yang Meledakkan Beirut" yang dikutip dari Daily Mail, Kamis 6 Agustus 2020.

Baca Juga: Ledakan Dahsyat di Lebanon, Netizen Serukan Tagar Pray For Lebanon

Kargo seberat 2.750 ton itu secara resmi disita pada September 2013 dari kapal berbendera Moldova bernama Rhosus dalam perjalanan dari Batumi, bekas republik Soviet, Georgia ke Mozambik.

Igor Grechushkin yang saat ini tinggal di Siprus bersama istrinya Irina dituding meninggalkan kapal sarat muatan mematikan itu Beirut.

Pihak keamanan Siprus saat ini dilaporkan tengah mencari pria Rusia yang terkait dengan ledakan di Beirut. Laporan media Yunani, 2.750 ton kargo disita dalam perjalanan dari bekas republik Soviet ke Afrika.

Kondisi setelah ledakan di Kota Beirut, Lebanon, Selasa 4 Agustus 2020. /AP News

Baca Juga: Berikut 10 Fakta yang Harus Kamu Ketahui Soal Ledakan di Beirut

REN TV Moskow mengatakan kapal Grechushkin ditahan dan isinya disita karena kurangnya dokumen. Grechushkin diharuskan membayar penalti dalam jumlah besar.

Namun kemudian dia menyatakan diri bangkrut dan membiarkan kapal serta isinya. Sejauh ini tidak ada komentar dari pihaknya terkait ledakan mengerikan di Beirut.

Sementara itu warga Lebanon mengarahkan kemarahan pada politisi yang gagal dalam pengawasan korupsi negara selama beberapa dekade.

Baca Juga: Innalilahi, Ternyata Ada Satu WNI jadi Korban Ledakan di Beirut

Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher mengatakan pengadilan negara sudah enam kali diberitahu mengenai bahan kimia berbahaya yang disimpan di gudang di ibu kota Lebanon.

Sedangkan petugas bea cukai diketahui telah meminta pihak berwenang untuk memindahkan zat berbahaya dari Hanggar 12 karena bahaya yang mereka yakini bisa ditimbulkan. Juga kemungkinan untuk diberikan kepada tentara atau dijual pada perusahaan bahan peledak.

“Kami meminta agar bahan kimia itu diekspor kembali tetapi itu tidak terjadi. Kami serahkan pada ahlinya dan yang berkepentingan untuk menentukan alasannya,” kata Daher.

/*Reuters

Baca Juga: Satu WNI dari Bali Dipastikan jadi Korban Ledakan Lebanon ?

Sumber lain yang dekat dengan seorang pegawai pelabuhan mengatakan tim yang memeriksa amonium nitrat enam bulan lalu memperingatkan bahwa jika tidak dipindahkan maka gudang akan meledakkan seluruh Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab memastikan mereka yang bertanggung jawab takkan lolos dari konsekuensi. Ia juga mendesak semua pemimpin dunia untuk turut membantu.

“Kami menyaksikan bencana yang nyata. Dokumen menunjukkan bahan kimia itu dapat diberikan kepada tentara atau dijual pada perusahaan bahan peledak, tetapi tidak ada tanggapan. Kargo bahan peledak itu tetap berada di area pelabuhan hingga menghancurkan ibu kota.”***(Mia Fahrani/Galamedianews)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Galamedianews Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler