WHO Memprediksi Pandemi Covid-19 Berakhir di Tahun 2022, Walaupun Virus Masih Tetap Ada

26 Februari 2021, 14:00 WIB
WHO yaitu Hans Kluge dan Mike Ryan telah memprediksi bahwa virus Covid-19 akan berakhir di awal tahun 2022, walaupun virus masih tetap ada /Foto: Pixabay/leo2014/

RINGTIMES BALI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu Hans Kluge dan Dr. Mike Ryan menyampaikan bahwa pada awal tahun 2022, pandemi Covid-19 akan berakhir namun virus masih tetap ada.

Hal tersebut disampaikan oleh Hans Kluge kepada penyiar negara bagian Denmark DR bahwa Covid-19 di tahun yang akan datang akan lebih mudah ditangani daripada tahun 2020 ini tetapi penyebarannya masih terus berlanjut.

Direktur WHO untuk Eropa tersebut meyakini bahwa skenario terburuk dari sekarang telah berakhir dan informasi mengenai Covid-19 akan ada lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2020 ketika pertama kali menyebar dulu.

Baca Juga: Kemendikbud Umumkan Kebijakan Dana BOS dan DAK, Honor Guru Tidak Dibatasi

“Virus akan terus ada, tapi menurut saya pembatasan tidak diperlukan. Ini pesan yang optimis,” ucap Hans Kluge dikutip RINGTIMES BALI dari AA.COM.TR pada Kamis, 26 Februari 2021.

Hans Kluge menambahkan jika mutasi adalah normal dan virus mencoba untuk beradaptasi pada orang yang terinfeksi, tapi yang harus jadi perhatian adalah penyebaran mutasi yang cepat.

Selaras dengan Hans Kluge, Kepala Program Kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan menyebut jika virus Covid-19 mungkin akan tetap menjadi ancaman meskipun ancamannya menurun pada tingkat rendah dalam konteks program vaksinasi global yang efektif.

Baca Juga: Microsoft Tutup Kolom Komentar di Instagram, Diduga Karena Serangan Netizen Indonesia

“Masih harus dilihat seberapa baik vaksin tersebut digunakan, seberapa dekat kita mencapai tingkat cakupan yang memungkinkan kita memiliki kesempatan untuk melakukan eliminasi,” kata Ryan yang dikutip dari the guardian.

“Keberadaan vaksin, bahkan dengan kemanjuran tinggi, bukanlah jaminan untuk memberantas atau memberantas penyakit menular. Itu adalah standar yang sangat tinggi untuk kami lewati," lanjutnya.

Tak hanya itu, Ryan juga memperingatkan jika pandemi berikutnya mungkin akan lebih parah daripada Covid-19.

Baca Juga: Al Menyesal Membentak Andin, Nino Laporkan Kasus Penganiayaan di Sinetron Ikatan Cinta 26 Februari 2021

“Pandemi ini sangat parah… telah mempengaruhi setiap sudut planet ini. Tapi ini belum tentu yang besar, ”ujar Ryan.

“Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita ambil dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kerugian, adalah kita perlu bertindak bersama. Kita perlu menghormati mereka yang hilang dengan menjadi lebih baik dalam apa yang kita lakukan setiap hari,” kata Ryan.

Kemudian Ilmuwan WHO bernama Dr Soumya Swaminathan juga menyebut jika tindakan vaksinasi tidak berarti protokol kesehatan tidak diindahkan.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dilarang Dikonsumsi untuk Sarapan, Salah Satunya Sereal

"Jadi saya pikir kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama," katanya.

Terkahir Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO menyebut akhir tahun 2020 lalu menjadi waktu bagi manusia untuk merefleksikan jumlah korban akibat pandemi virus Covid-19 serta kemajuan yang dicapai manusia sehingga menjadi tantangan baru di tahun 2021 ini.

Saat ini WHO sedang memantau keefektifan vaksin yang dikembangkan untuk mengatasi Covid-19 karena jenis virus yang cepat menyebar.

Baca Juga: Tanggapi Tudingan dari Mantan Istri Daus Mini, Shelvie Hana Berikan Klarifikasi

Hans Kulge mengatakan vaksin dapat diubah berdasarkan mutasi baru jika perlu dan tidak perlu diproduksi dari awal.

Dia mengatakan mutasi tidak akan membuat virus lebih ganas tetapi negara-negara yang sistem perawatan kesehatannya belum optimal dapat berada di bawah tekanan yang lebih besar dan perlu menanggapi mutasi dengan sangat serius.***

 

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: The Guardian aa.com.tr

Tags

Terkini

Terpopuler