Menteri Luar Negeri Indonesia dan Singapura Sepakat Bantu Permasalahan di Myanmar

19 Februari 2021, 21:57 WIB
Menteri luar negeri Indonesia dan Singapura bersepakat bantu permasalahan di Myanmar. /Instagram.com/@kbrisingapura

RINGTIMES BALI – Perwakilan dari Pemerintah Indonesia dan Singapura mengucapkan keprihatinan yang amat besar atas kejadian yang terjadi di Myanmar.

Menteri Luar Negeri Singapura dan Indonesia sepakat untuk menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi saat ini yang terjadi di Myanmar dan mendukung keinginan Myanmar untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri Asia Tenggara.

Dilansir Ringtimesbali.com dari Straits Times, Myanmar mengajukan kepada Assosiation of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk mengadakan pertemuan informal tingkat menteri untuk membicarakan masalah tersebut.

Baca Juga: 5 Negara dengan Kekuatan Militer Terkuat di Dunia, Indonesia Berada di Atas Myanmar

Permintaan Myanmar untuk mengadakan pertemuan itu terkuak setelah Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan bertemu dengan mitranya dari Indonesia, Retno Marsudi.

Mereka membicarakan dan bertukar pendapat tentang kejadian dan perkembangan situasi di Myanmar.

“Mereka (Balakrishnan dan Retno) menyatakan keprihatinan besar atas situasi tersebut dan juga mengungkapkan harapan bahwa semua pihak yang terlibat akan mempertahankan dialog dan bekerja menuju resolusi damai dan rekonsisliasi nasional di Myanmar termasuk kembali ke jalur transisi demokrasi” ujar Kementerian Luar Negeri Singapura.

Baca Juga: Pasukan Keamanan Myanmar Bubarkan Demonstran dengan Tongkat, Ketapel hingga Tembakan

Balakrishnan juga menekankan kepada semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan melakukan pembicaran sehingga bisa mengambil keputusan serta jalan keluar yang bisa meredam situasi di Myanmar.

“Tidak boleh ada kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata. Secara khusus, peluru tajam tidak boleh ditembakkan ke warga sipil dalam keadaan apapun” ujar Balakrishnan.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dengan mengkudeta Liga Nasional untuk Demokrasi dan petinggi lainnya pada hari Senin, 1 Februari 2021.

Baca Juga: Myanmar Memanas, Militer Culik Dokter dan Politisi, hingga Kebakaran di Berbagai Tempat

Massa juga menunjukkan protes terhadap kudeta yang dilakukan Militer Myanmar terhadap pemerintah. Bahkan ada laporan bahwa polisi telah menembakkan peluru kepada massa yang berunjuk rasa.

Walaupun masih belum ditemukan secara jelas tentang peluru yang ditembakkan polisi tersebut adalah peluru karet atau peluru tajam.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga menjelaskan bahwa dia berterimakasih kepada Singapura yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membicarakan masalah di Myanmar ini.

Baca Juga: Dianggap Musuh Militer, Facebook Dilarang Beri Akses Kepada Rakyat Myanmar

Dalam perihal pembicaraan Retno dan Balakrishnan, mereka bersepakat untuk mendukung pertemuan tingkat menteri ASEAN yang diajukan oleh Myanmar.

Semakin cepat pertemuan itu diadakan, maka akan cepat juga negara-negara di ASEAN bisa memfasilitasi pertukaran pandangan yang konstruktif untuk memberikan identifikasi yang tepat bagi kemungkinan jalan keluar yang bisa dipilih.

Balakrishnan juga berharap para tahanan yang sedang dikudeta bisa untuk dibebaskan agar segera muncul diskusi dan negosiasi dengan militer yang berkuasa.

Baca Juga: Pasca Kudeta Militer, Joe Biden Ancam Myanmar dengan Berikan Sanksi

Balakrishnan dan Retno menegaskan hubungan bilateral yang baik bisa membuat adanya kerjasama yang kuat. Apalagi dalam keadaan pandemi virus corona yang terjadi hampir di semua negara, kerjasama semacam ini diperlukan.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler