Pasokan Vaksin di Amerika Serikat Menipis, Pemerintah Kebingungan

16 Februari 2021, 08:30 WIB
Pasokan vaksin di Amerika Serikat dikabarkan menipis, pemerintah kebingungan. /Instagram.com/@joebiden

RINGTIMES BALI - Pandemi Covid-19 masih belum bisa dihentikan, sejumlah negara mengerahkan semua kebijakan untuk mencari jalan keluar, salah satunya, vaksinasi secara masal dengan harapan meminimalisir bertambahnya kasus.

Vaksinasi yang dilakukan oleh beberapa negara, ternyata masih menemui kendala, salah satunya, sedikitnya pasokan kebutuhan dari vaksin. Amerika Serikat adalah negara yang harus mengalami hal ini.

Negara bagian di AS, mengatakan mereka dapat memvaksinasi lebih banyak orang, namun tidak memiliki dosis yang cukup. Saat ini, AS telah melakukan 1,7 juta vaksinasi dalam sehari.

Baca Juga: 15 Juta Warga Inggris Sudah Divaksin, Pemerintah Janji Akan Longgarkan Lockdown

AS menempati peringkat nomor satu, sebagai negara yang terkena dampak virus corona. Tentunya, AS bukanlah negara yang kecil, beberapa negara bagian yang terdapat di sana berlomba untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19.

Negara bagian telah membuka situs inokulasi massal dan memperluas kelayakan vaksin. Namun masalah besar tetap ada, yaitu pasokan tidak meningkat cukup cepat.

Dilansir oleh Ringtimesbali.com dari laman New York Times, AS saat ini telah menghadapi ancaman dari berkembangnya varian baru virus yang lebih menular dan mungkin mematikan.

Baca Juga: WHO Menyatakan Covid-19 Bukan Berasal dari Wuhan, Amerika Tidak Percaya

Negara bagian di AS, terus memperluas akses melampaui kelompok yang paling rentan, pekerja kesehatan garis depan dan staf serta penghuni panti jompo. Beberapa diantaranya adalah para pejabat.

Sejumlah pejabat mengatakan bahwa mereka akan siap untuk mendapatkan ribuan suntikan setiap harinya, jika memiliki pasokan yang memadai.

Situs vaksinasi massal di Stadion Dodger ditutup selama akhir pekan, karena Los Angeles telah kehabisan pasokan vaksin, kata Walikota Eric Garcetti. Dia mengatakan kota itu hanya menerima 16.000 dosis minggu lalu.

Baca Juga: Berani Tolak Vaksin Covid-19, Siap-siap Berhenti Terima Bansos

“Ketika vaksin sampai di Los Angeles, kami tahu bagaimana cara mengelolanya,” kata Garcetti.

Para ahli juga memberikan opini tentang hal ini, memperluas kelayakan vaksinasi membutuhkan keseimbangan, dalam memprioritaskan mereka yang paling berisiko dan memastikan supaya tidak ada dosis yang terbuang.

“Saya tidak berpikir ada orang yang ingin menjadi orang yang menerima vaksin dengan mengorbankan orang lain yang berisiko lebih tinggi,” ujar Dr. Sarita Shah yang merupakan seorang ahli epidemiologi dari Emory University.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: NY Times

Tags

Terkini

Terpopuler