Banyak Pemuda Tidak Jantan, Pemerintah China Akan Tambah Pelajaran Olahraga

5 Februari 2021, 06:47 WIB
Banyak Pemuda Tidak Jantan, Pemerintah China Akan Tambah Pelajaran Olahraga. /Pixabay/Keifit

RINGTIMES BALI – Rencana Kementerian Pendidikan China untuk membuat pemuda China lebih jantan berawal dari seorang pengamat politik yang merasa generasi pemuda China saat ini lemah, pengecut dan 'kemayu’.

Ia menyarankan untuk menambah pelajaran olahraga di sekolah agar melatih pemuda China menjadi lebih maskulin lagi.

Hal tersebut membuat Kementerian Pendidikan China meminta kepada pemerintah daerah dan sekolah untuk segera menambah jumlah guru olahraga serta meningkatkan metode pengajaran yang menumbuhkan sifat-sifat maskulin.

Baca Juga: China Bikin Geger, Peringati Kemerdekaan Taiwan Sebagai ‘Perang’

Dilansir Ringtimesbali.com dari Sout China Morning, inisiatif tersebut sebagai cara untuk melawan meningkatnya ’feminisasi’ pria muda akhir-akhir ini.

‘Krisis maskulinitas’ di China telah lama menjadi perhatian pemerintah setempat. Pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk memerangi masalah tersebut. Termasuk secara agresif menanamkan nilai-nilai maskulinitas di sekolah.

Menurut pemerintah China, krisis maskulinitas ini terjadi disebabkan oleh popularitas selebriti pria muda dengan penampilan feminin di media massa.

Baca Juga: China Kembali Kirim Pesawat Tempur, Amerika Serikat Siap Dukung Taiwan

Dalam beberapa tahun terakhir sosok selebriti pria dengan ciri-ciri feminin seperti tubuh ramping, berwajah lembut, bahkan mengenakan tata rias telah mengubah stereotip pria maskulin.

Sebagai upaya untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai ‘krisis maskulinitas’, pemerintah mengeluarkan rencana yang berisi tindakan terkait kebugaran tubuh dan kesehatan untuk meningkatkan energi maskulin pada remaja laki-laki.

Termasuk menambah mata pelajaran kesehatan jasmani di sekolah dan mendanai kegiatan yang dapat membentuk maskulinitas para siswa seperti olahraga panjat tebing.

Baca Juga: Tentara India dan China Terlibat Konflik di Perbatasan Utara Sikkim

Tindakan itu disambut dengan kecaman oleh masyarakat China terutama orang tua siswa. Pakar gender dan seksualitas di China menyebut tindakan itu sebagai bencana.

Terlalu fokus pada sifat maskulin justru akan menimbulkan toxic masculinity yang akan berakibat fatal pada karakter para pemuda.

Menurut penelitian sifat toxic masculinity berperan dalam meningkatnya KDRT dan kekerasan seksual.

Baca Juga: Pesawat China Masuki Zona Pertahanan Taiwan, AS Beri Dukungan Untuk Lawan Beijing

Mengkhawatirkan anak laki-laki yang tidak cukup maskulin adalah bentuk diskriminasi terhadap ekspresi gender perempuan.

Daripada menghabiskan waktu untuk penampilan dan ekspresi gender, alangkah baiknya jika pemerintah fokus pada pembentukan kepribadian dan kesehatan mental anak muda.

Jauh lebih penting untuk mendidik pemuda agar tumbuh menjadi pria yang memiliki integritas, manusiawi, dan jujur daripada pria maskulin.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler