Kajian Islam, Tradisi Kejawen di Bulan Syaban dan Ramadhan Sebaiknya Jangan Dilakukan

- 9 Maret 2021, 08:00 WIB
ilustrasi kajian Islam, tradisi Kejawen di Bulan Syaban dan Ramadhan.
ilustrasi kajian Islam, tradisi Kejawen di Bulan Syaban dan Ramadhan. /EVIYANTI/PR

Menurutnya hal ini juga tidak dibenarkan, tidak hanya traweh, ada subuh keliling dan magrib keliling, ucapnya sambil berseloroh. Hal ini menurutnya tidak dibenarkan karena nantinya bukan menjadi traweh yang khusyuk melainkan hanya sekedar saja.

Baca Juga: 6 Larangan Berhubungan Intim Menurut Islam, Salah Satunya Dilarang Melalui Anus

8. Maaf-maafan

Tradisi maaf-maafan tidak dilarang jika benar-benar salah memang harus minta maaf, yang salah itu adalah salah tidak salah meminta maaf.

"Orang Jawa itu punya Idul ketupat itu sebetulnya murni tradisi Jawa yang aslinya metu papat, ada ketupat yang pojoknya tujuh, itu ketupat orang rakus," tegasnya.

"Kenapa ketupat punya pojok 4 keluar dari Idul Fitri itu memiliki makna lebar (hari raya lebaran), lebur (habis dosanya sebulan penuh), luber (masya allah hati dermawan dengan meminta maaf), setelah itu dilabur atau dicat kembali," lanjutnya.

Baca Juga: 4 Pahala Melakukan Hubungan Suami Istri Menurut Islam, Salah Satunya Membersihkan Jiwa

9. Apeman

Tradisi ini membudaya di Jawa Tengah hal ini juga masih banyak dilakukan oleh masyakat Jawa.

Nah itu tadi tradisi kejawen yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat menjelang bulan ramadhan dan di bulan Syaban, semoga bermanfaat.***

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x