6 Cara Mengontrol Emosi Anak Agar Tidak Keras Kepala

- 2 Januari 2021, 13:30 WIB
Anak sedang Bersedih
Anak sedang Bersedih /Pixabay/English

RINGTIMES BALI - Pada saat anak mulai beranjak dewasa, pembelajaran mengenai kehidupan akan dimulai oleh orangtua masing-masing.

Bukan hanya persoalan pembelajaran akademik saja, melainkan pengontrolan emosi pada anak haruslah dibelajari sejak dini.

Biasanya anak usia 4-10 tahun tidak bisa meredam amarah atau mengontrol emosinya.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 Menurut Pakar Kesehatan

Karena masih dibilang bocah yang masih dibawah umur, pemikiran anak seusianya masih belum nalar seperti orang dewasa.

Terkadang anak usia dini mudah emosi karena beberapa hal seperti, cemburu terhadap perhatian adiknya, bertengkar dengan teman, bahkan apa yang diingikan tidak terpenuhi.

Itulah salah satu beberapa faktor yang mengakibatkan anak mudah emosi. Jadi, belajar mengatur tubuh dan emosi anak adalah bagian penting dari pengalaman manusia.

Baca Juga: Wayan Koster Pantau Wisatawan Terkait Protokol Kesehatan

Banyak juga bagi anak yang memiliki emosi terlalu tinggi sehingga sebagai orang tua sendiri tidak bisa menenangkannya.

Namun dengan adanya emosi yang dilakukan oleh anak, jangan sesekali orang tua mengasari atau memukul anak.

Jadi, dalam pengontrol emosi pada anak, sebagai orang tua haruslah memberi sentuhan lembut. 

Baca Juga: I Dewa Gede Rai Umumkan 20 Orang Sembuh dari Covid-19

Sentuhan tersebut meliputi berikan pujian pada anak, berikan candaan pada anak agar tertawa, dan berikan apa yang mereka inginkan.

Dikutip dari RingtimesBali.com dari laman Pobsugar, pada 30 November 2020, menjelaskan beberapa cara bagaimana mengajarkan anak untuk mengatur emosinya.

1. Pahami Dinamika Pengaturan Diri

Seperti halnya pembelajaran awal yang diberikan orang tua. Sang anak harus terus dipantau dan diarahkan bagaimana cara memulai kehidupan dengan baik.

Baca Juga: Data Penerima KPM BLT Dana Desa Diperbaharui, Segera Daftarkan Diri Anda

Meskipun sang anak memiliki antusias yang begitu tinggi, sebagai orang tua terus mendidik dan membelajari yang mana yang baik dan buruk.

Hal ini dilakukan agar terbiasa mandiri sehingga bisa mengontrol emosinya.

Intinya, ini dimulai dengan koregulasi yang meliputi, interaksi yang konsisten, kehangatan, dan responsif yang memberikan dukungan, serta pembinaan.

Jadi, apa yang dibutuhkan anak-anak untuk "memahami, mengekspresikan, dan memodulasi pikiran, perasaan, dan perilaku mereka

Baca Juga: Film Web Series 'Sore', Mengandung Plot Twist yang Menarik

2. Menjadi Teladan yang Baik

Anak yang sudah mengerti kehidupan lingkungan sekitar mulai mengamati bagaimana kita sebagai orangtua mengelola emosi bahkan sebelum mereka mengalami emosi itu sendiri.

Jadi ingat, kemungkinan besar seorang anak akan mengambil satu atau dua keterampilan dari apa mereka lihat dari orang terdekat.

Faktanya anak lebih peka dari orang dewasa seperti nada suara, ekspresi wajah, dan postur tubuh jika sedang marah.

Baca Juga: Cara Mudah Akses Token Listrik Gratis hingga Maret 2021

3. Melakukan Pendekatan

Sebagai orang terdekat dari sang anak kita harus tahu masalah apa yang ada dipikirannya sehingga anak tersebut emosi dan menangis.

Sebagai orang terdekat, kita harus memberi masukan yang halus serta dengan sentuhan agar si anak tersebut bisa mengontrol emosinya dan mengatakan apa sebenarnya yang terjadi.

Jadi, dengan pendekatan ini memberikan isyarat pada anak tersebut bahwa kita benar-benar peduli terhadap si anak tersebut.

Baca Juga: 2021, 4 Shio Ini Diramal Beruntung Secara Finansial

4. Ajari Anak Sesuai Kondisinya

Sebagai orang terdekat kita selalu memberikan arah yang baik dan sesuai dengan keadaan anaknya.

Hal ini dilakukan agar anak bisa mengontrol emosinya dari apa yang dimiliki teman yang lainya.

Ketika anak-anak mulai mengalami emosi untuk pertama kalinya, mereka membutuhkan orang dewasa yang tidak menghakimi untuk membantu mereka.

Baca Juga: Tidak Beruntung, 4 Shio Ini Diramal Susah Dapat Uang di Tahun 2021

5. Kenalkan Nama-nama Lingkungan

Menjalin komunikasi anak dengan baik adalah cara untuk meningkatkan kosa kata emosional mereka. Perasaan anak dan orang terdekat bisa nyambung sehingga bisa mengatur emosi.

Jika anak mulai emosi, selain beri sentuhan, salah satunya ialah selingi dengan ajari nama-nama hewan atau lainnya untuk meredakan emosi sang anak.

6. Gunakan Strategi Regulasi Emosional

Menemukan strategi pengaturan emosi yang paling cocok untuk anak adalah tentang percobaan, kesalahan, dan observasi.

Baca Juga: Arti Tahi Lalat di Sekitar Bagian Bibir Menurut Primbon Jawa

Jika suatu saat kemarahan muncul, mereka cenderung menginginkan pelukan atau mundur ke sudut yang menenangkan.

Maka gunakan strategi kita sebagai orang terdekat agar si anak bisa mengontrol emosinya sendiri seperti main petak umpet dan bergurau.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: popsugar.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x