Tofan Mahdi Luncurkan Buku Kedua ‘Pena di Atas Langit 2’

31 Oktober 2021, 20:55 WIB
Tofan Mahdi berhasil luncurkan buku kedua ‘Pena di Atas Langit 2’ /Pixabay/StockSnap

RINGTIMES BALI – Setelah sukses pada buku pertamanya, ‘Pena di Atas Langit’ yang dirilis pada tahun 2019, kini praktisi komunikasi Tofan Mahdi siap meluncurkan ‘Pena di Atas Langit 2’.

Pada buku Pena di Atas Langit 2, berisikan tentang tulisan ringan dalam kegiatan perjalanan sang penulis.

“Masih bercerita tentang jalan-jalan ke mancanegara, juga sedikit tulisan harapan tentang Indonesia, dan tulisan yang agak reflektif,” ucap Tofan dikutip dari laman Antara News pada 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Dikabarkan Mobil Dinas Plat Solo Halangi Ambulan, Gibran Rakabuming: Cek yang Akurat

Buku Pena di Atas Langit 2, menceritakan catatan sang penulis ketika berkunjung ke beberapa negara, seperti tentang negara Singapura.

Pada negara Singapura, dimana sukses membangun ikon ‘kepalsuan’ yang menarik juraan wisatawan, meskipun tidak mempunyai potensi wisata alami.

Tidak hanya itu saja, seperti catatan perjalanannya ke Uni Emirat Arab, negara yang modern, di teluk yang maju serta beradab.

Baca Juga: UNS Berdarah, Tewasnya Gilang Endi di Diklatsar Menwa Bukan Kali Pertama, Sosok Berikut Ungkap Fakta Lainnya

“Saya juga menulis tentang pengalaman haji dan umroh, catatan tentang Norwegia, juga masih ada tulisan tentang konflik Israel-Palestina,” ucapnya.

“Tapi semua saya tulis dengan gaya bahasa yang ringan khas tulisan wartawan,” tambahnya.

Buku Pena di Atas Langit 2 ini memiliki jumlah halaman  yaitu 334 halaman dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu Kala Melanglang Buana, Tentang Indonesia Tercinta, dan Menjaga Asa di Tengah Corona.

Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Vaksinasi untuk Masyarakat, Sudah Tambah 6,5 juta Stok Vaksin

“Karena buku ini terbit pada saat kita masing berjuang melawan panemik, ada juga beberapa tulisan pengalaman empiris dan reflektif tentang covid-19,” ujarnya.

Tofan berharap buku Pena di Atas Langit 2 ini dapat mempertambah literasi di Indonesia, apalagi di tengah banyaknya teknologi komunikasi digital, dengan minat baca masyarakat yang rendah.

“Semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang kembali membaca buku,” pungkasnya.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler