Senator Bali Arya Wedakarna Tuai Kontroversi, Berawal Hare Krishna, PHDI Minta Kembali ke Tupoksi

- 2 November 2020, 18:57 WIB
Senator Bali Arya Wedakarna Tuai Kontroversi, Berawal Hare Krishna, PHDI Minta Kembali ke Tupoksi
Senator Bali Arya Wedakarna Tuai Kontroversi, Berawal Hare Krishna, PHDI Minta Kembali ke Tupoksi /facebok Arya Wedakarna/

RINGTIMES BALI - Dalam sepekan terakhir pulau Bali yang nyaman kerap dilanda demo. Ini bermula dari pernyataan Senator asal Bali Gusti Arya Wedakarna yang menuai kontroversi. 

Pernyataan anggota DPD RI Arya Wedakarna (AWK) yang kontroversial ini seperti soal seks bebas asal pake kondom, soal penistaan agama dan pelecehan simbol Hindu di Pura Ped Nusa Penida.

Ketua PHDI Gusti Ngurah Sudiana menyampaikan, akar permasalahannya ini ada di Hare Krishna (HK). Menurutnya, paham HK sudah disikapi oleh Majelis Desa Adat (MDA) dan PHDI.

Baca Juga: www.prakerja.go.id, Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11, Hanya Dua Hari Kuota 400 Ribu, Cepetan!

Pun demikian Parisada Hindu Darma Indonesia Bali dan MDA telah melarang HK melakukan kegiatan di luar asram atau di luar lingkungan rumah atau gedung.

"Kalau membubarkan kami tidak memiliki wewenang. Sesuai rapat Parisada yang berhak adalah melalui empat pakem, Makamah Agung, Mendagri, Kementerian Agama, Menkumham. PHDI Bali mendukung terkait pembubaran HK, sudah puputan terkait HK, hanya saja pusat belum melakukan pencabutan,” ujarnya. Ia mengakui jika memiliki kewenangan sesuai UU maka HK sudah dibubarkan di Bali.

Terkait dengan pernyataan Arya Wedakarna yang kontroversial, ia meminta agar AWK mengambil peran sesuai Tupoksinya sebagai anggota DPD RI Dapil Bali.

Baca Juga: Daftar Gelombang 11 Kartu Prakerja RESMI dibuka, klik prakerja.go.id, Manajemen Ajukan Syarat Ketat

"Pertama kalau sebagai wakil rakyat, berkatalah sesuai Tupoksinya, jangan mengambil porsi yang bukan bidangnya. Jangan mengambil agama, kalau tidak paham, sebab sabda pandita ratu akan mengakibatkan dua kemungkinan, ketenangan atau perang,” ujarnya.

Soal dugaan penistaan dan pelecehan simbol agama Hindu di Nusa Penida. Ia pun mengingatkan, jangan mengutak-atik terkait keyakinan jika tidak tahu atau dijadikan media politik. Namun ini kasus sudah terlanjur beredar di publik.

“Meminta maaflah. Secara teologi Ida Bhatara Dalam Peed adalah Bhatara Durga saktinya Siwa, itu termuat di lontar dukuh Jumpungan. Tidak ada makhluk suci di dalam Hindu. Kalau salah, segera menjalankan guru piduka,” tegasnya.

Baca Juga: Login www.prakerja.go.id, Gelombang 11 Kartu Prakerja RESMI dibuka!

Pihaknya juga meminta masyarakat Bali untuk menyikapi perkataan AWK secara arif dan bijaksana terkait perkataannya yang kurang menyejukkan. Kalau ada kritik dan menghujat jangan sampai di media sosial. Cari saja langsung untuk dibicarakan. Biar jangan saling lapor.

"Sesama Bali lah yang dipakai. Karma tetap memargi. Kalau ada masalah hukum, masyarakat lakukan Dumas. PHDI dan MDA siap menjadi saksi ahli,” katanya.

Sementara Bendesa Agung, Ida Penglingsir Putra Sukahet mendorong masyarakat untuk menjalankan tindakan secara ksatria.

Baca Juga: UPDATE, 4 Bansos akan Dicairkan Secara Tunai, Apa Saja Simak di Sini

"Masih ada jalan mediasi dan pakailah cara itu. Selama ini tidak ada mediasi yang dilakukan, agar permasalahannya selesai. Bila mediasi tidak bisa lagi maka silahkan menempuh jalur hukum dan laporkan ke pihak berwajib," ujarnya.

Ia pun menambahkan, jika akar permasalahannya ada di HK, bukan karena perbedaan dalam Hindu, tapi HK secara masif telah menyebarkan keyakinan-keyakinan yang berbeda kepada umat yang sudah beragama. Selain itu mendiskreditkan, menjelek-jelekan keyakinan Hindu Bali.

"Kesimpulannya agar Bali tetap ajeg, silahkan bawahlah ke proses hukum, nanti pihak yang berwajib menentukan, agar permasalahannya jelas,” jelas Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) tersebut.***

Editor: Tri Widiyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x