"Saya tegaskan, kritikan saya ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan lapisan masyarakat bawah. Selama ketidakadilan itu terjadi saya, akan terus mengkritik," tegasnya.
Baca Juga: Harga Bunga Mitir dan Bunga Pacar Galuh Naik secara Signifikan
Menurutnya, postinganya itu merupakan empati kepada rakyat dari semua kejadian yang diketahuinya lewat media massa ataupun media sosial sebelumnya.
"Layanan kesehatan terhambat hanya gara-gara prosedur rapid tes. Sementara alat rapid itu hasilnya tidak akurat. Hal itu juga disampaikan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia mengeluarkan surat edaran untuk melarang kewajiban rapid tes sebagai syarat layanan kesehatan. Itu dikeluarkan pada 24 April. Fakta di lapangan justeru terbalik," tegasnya.
Menurut Jerinx, dirinya tidak sedang mencari sensasi dipublik. Justru, katanya dengan melancarkan kritikan, dia ditinggal oleh beberapa sponsor dan dimusuhi orang.
Baca Juga: Lowongan Kerja UD Tulus Ayu Abadi, Denpasar Bali
"Jadi ini bukan sensasi. Kritikan dilakukan lewat medsos karena platform yang saya miliki untuk berjuang saat ini yang paling ampuh adalah media sosial. Daripada saya ikut demonstrasi menurut saya tidak efektif," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Jerinx dilaporkan Ikatan Dokter Indonesia Bali terkait dugaan ujaran kebencian dan pencemaran nama baik, Selasa (16/6/2020).
Dalam cuitanya Jerinx menyebutkan jika IDI dan Rumah Sakit merupakan kacung WHO karena mewajibkan rapid test bagi wanita yang hendak melahirkan.
Baca Juga: Artificial Intelligence Berbahaya? Coba Cek Fakta Berikut