Network
RINGTIMES BALI -Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta tanggapi maraknya perang psikologi Pemilukada Badung terkait mulai maraknya wacana ‘tradisi 2-1’ dalam sejarah kepemimpinan di Kabupaten Badung.
Sebagai Bakal Calon Petahana, Giri Prasta menegaskan masyarakat tidak butuh mitos melainkan kenyataan.
Tradisi 2-1 adalah wacana psikologi Pemilukada Badung yang beredar di masyarakat. Yang dimaksud tradisi 2-1 adalah kebiasaan periodesasi kepemimpinan di Badung sejak kabupaten ini berdiri.
Baca Juga: Vicky Shu Ditelepon Orang Tuanya, Namanya Dikaitkan Kasus Prostitusi Online Berinisial VS
Jaman Badung dipimpin I Dewa Gede Oka dua periode, kemudian Pande Made Latra satu Periode, jaman I Gusti Bagus Alit Putra dua periode, jaman A.A. Oka Ratmadi satu periode, jaman AA Gde Agung dua periode, sementara jaman Giri Prasta sedang berjalan satu periode.
Pada Pemilukada 2020, muncul anggapan bahwa Giri Prasta hanya satu periode, bila mengikuti tradisi tersebut.
Giri Prasta ditemui usai rapat Paripurna DPRD Badung di Ruang Gosana, Kantor DPRD Badung (Selasa, 28 Juli 2020) mengatakan sebagai bakal Calon Petahana, dia siap menghadapi Pemilukada Badung.
Baca Juga: Rayakan Dies Natalis, Dwijendra University Bagi Sembako
Namun ia mengaku tetap akan taat pada keputusan Partai, terutama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.
"Saya akan mengikuti alur alam saja. Ada dan tidak ada (penantang) sama saja. Terus katanya kalau tidak didukung oleh alam, kalau melawan Giri Prasta itu satu dua satu, dua. Kemudian kemarin itu ada yang sudah satu setelah itu zaman AA. Gde Agung dua, berarti zaman saya kan satu. Saya akan jawab sekarang, Zaman Giri Prasta tidak satu, setengah. Kalau satu Berarti Giri Prasta 2021. Karena dimajukan oleh KPU melalui Kemendagri, berarti saya kan tidak kena satu itu. Kena setengah saya jadinya," tegas Giri Prasta
