Kaliakah Terjangkit Corona, Gugus Tugas Perluas Tracking ke Desa Brangbang

- 7 Juli 2020, 12:24 WIB
dr Gusti Agung Putu Arisantha, Jubir Gugus Tugas Covid 19 Jembrana.*/
dr Gusti Agung Putu Arisantha, Jubir Gugus Tugas Covid 19 Jembrana.*/ /I Dewa Putu Darmada/Ringtimes Bali/

RINGTIMES BALI - Terjangkitnya warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Negara oleh virus covid 19 karena transmisi lokal tidak hanya membuat mereka harus menjalani karantina wilayah.

Gugus tugas percepatan penanganan covid 19 Jembrana juga memperluas trancking ke desa tetangga.

Juru bicara gugus tugas covid-19 Jembrana , dr I Gusti Agung Putu Arisantha, Senin, 6 Juli 2020 menyampaikan, untuk perluasan tracking tidak hanya dengan melaksanakan rapid test di banjar Munduk saja.

 Baca Juga : Astaga Ada Kegaduhan di Polres Jembrana, Ada Apa Gerangan?

Tracking dengan rapid tes juga dilakukan di desa tetangga yang berbatasan langsung dengan Banjar Munduk, yakni Desa Berangbang, Kecamatan Negara.

Mengingat sebelumnya dari klaster banjar Munduk ini, tercatat satu orang warga Desa Berangbang terkonfimasi positif covid-19.

"Sudah dilaksanakan rapid test massal kepada warga Banjar Berangbang, Desa Berangbang. Dari 93 warga, 86 orang sudah datang dan melaksanakan rapid test. Hasilnya semua non reaktif," ungkapnya.

Baca Juga: Prioritaskan Bali, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Usulkan Travel Bubble Jelang New Normal

Terkait karantina warga Munduk, hari ini kembali dilaksanakan rapid test susulan bagi warga yang belum rapid tes. Dari 238 orang warga yang belum rapid tes hari ini 12 orang sudah laksanakan rapid test dan seluruhnya dinyatakan non reaktif.

Sisanya masih ada sekitar 226 warga asal Banjar Munduk yang belum melaksankan rapid test.

Untuk itu pihaknya terus berkordinasi dengan Perbekel Desa Kaliakah, untuk melakukan rapid test susulan kembali kepada warga yang belum di rapid.

Baca Juga: Prioritaskan Bali, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Usulkan Travel Bubble Jelang New Normal

Warga Banjar Munduk yang belum menjalani rapid masih cukup banyak. Informasinya ada warga yang tinggal di luar Jembrana, bahkan ada yang di Kalimantan.

"Tim surveilans kita terus melakukan penelusuran, termasuk jemput bola bila ada warga lansia dengan keterbatasannya tidak bisa hadir saat rapid test massal dilaksanakan,” jelasnya.

Dengan terus meluasnya kasus dari transmisi lokal, Arisantha terus berharap kesadaran warga untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Buleleng Kembali Umumkan Tiga Orang Positif Covid-19 Pada Minggu 5 Juli 2020

Tanpa protokol kesehatan dan disiplin penyakit itu tidak akan menurun dan berhenti dengan cepat, terutama pencegahan kasus transmisi lokal.

“Penyebaran kasus di Jembrana awalnya memang banyak dari PMI. Namun sekarang transmisi lokal juga sudah mulai muncul. Untuk penanganan PMI relatif bisa dikendalikan karena sesuai kebijakan pemerintah, langsung kita isolir dan tangani. Nah, mengendalikan tramsisi lokal ini yang perlu kesadaran dan disiplin tinggi semua pihak," pungkasnya.

Editor: I Dewa Putu Darmada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x