Baca Juga: Fenomena Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Kuta Bukan Tanda Tsunami, Tapi Pertanda Ini
Selanjutnya, cahaya matahari direfleksikan atau dibiaskan oleh permukaan es berbentuk prisma sehingga cahaya matahari terpecah ke dalam beberapa warna akibat efek udara dan dipantulkan ke arah tertentu mirip seperti pelangi.
Selain terjadi dalam bentuk lingkaran penuh berbingkai warna pelangi di bagian pinggirnya, fenomena halo juga bisa berwujud setengah lingkungan dengan berpusat pada cahaya matahari.
Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), proses terjadinya fenomena Halo matahari tersebut diawali dari adanya cahaya matahari.
Kemudian, sinar matahari direfleksikan atau dibiaskan oleh kristal-kristal es yang berbentuk batang atau prisma.
Sinar matahari yang terpecah ke dalam beberapa warna tersebut dipantulkan ke arah tertentu di sekitar matahari dan menjadi cincin cahaya di sekeliling matahari.
Dijelaskan juga bahwa peristiwa ini juga merupakan fenomena alam biasa yang tidak ada hubungannya dengan tanda-tanda cuaca ekstrem atau bencana.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak perlu khawatir ataupun terpengaruh dengan mitos atau informasi miring yang tidak jelas dan benar.
Fenomena halo matahari akan hilang setelah beberapa saat matahari bersinar dan memanaskan partikel air yang sangat dingin di awan cirrus.***