Kronologi Senator Bali Arya Wedakarna di Keplak Warga Ternyata Bermula dari Sini

4 November 2020, 04:31 WIB
Kronologi Senator Bali Arya Wedakarna di Keplak Warga Bermula dari Sini /facebook Arya Wedakarna/

RINGTIMES BALI - Senator asal Bali Gusti Arya Wedakarna (AWK) dikeplak warga yang emosi saat demo di Kantor DPD RI Bali Jalan Cok Tresna Renon Denpasar pada Rabu 28 Oktober lalu. Warga berunjuk rasa terkait pernyataan AWK yang dinilai telah melecehkan agama Hindu Bali.

Adapun video singkat pemukulan diunggah oleh AWK sendiri di instagram pribadinya @aryawedakarna dengan caption “AWK dianiaya oleh pendemo di Kantor DPD RI Bali”.

Kronologi peristiwa ini bermula saat massa dari Perguruan Shandi Murti Bali melakukan aksi demo di depan Gedung DPD Bali.

Baca Juga: Link Live Streaming LIGA Champions Real Madrid vs Intermilan, Saksikan di SCTV atau Vidio.com

Dalam postingan tersebut, Arya Wedakarna dikatakan telah siap menerima forum di Ruang Rapat Pancasila di kantornya sejak pukul 12.00 Wita.

Kemudian sekitar 30 orang massa Shandi Murti sempat berorasi di luar pagar.

Mereka kemudian dipersilahkan masuk ke Kantor DPD RI untuk berdialog dengan Komite I Bidang Hukum AWK. Namun dialog yang ditawarkan AWK ditolak.

Baca Juga: Senator Bali Arya Wedakarna Tuai Kontroversi, Berawal Hare Krishna, PHDI Minta Kembali ke Tupoksi

Sebelum video AWK viral yang dianggap mengajak masyarakat untuk tidak fokus bersembahyang kepada leluhur, tetapi ke Sanghyang Widhi, AWK menyinggung soal Pura Dalem Ped yang terletak di Nusa Penida, dimana Batara yang berada di dalam pura tersebut bukanlah dewa, namun makhluk suci.

“Kami di sini sangat kecewa kepada Wedakarna atas statement yang disampaikan kemarin dalam videonya. Melecehkan Ratu Gede Mecaling, masyarakat Nusa Penida sangat marah dan kami sangat kecewa dengan pernyataan Wedakarna tersebut. Tolong Wedakarna segera datang ke Nusa (Penida) meminta maaf sama masyarakat Nusa Penida, itu poinnya,” ujar Nengah Jana dari Nusa Penida.

AWK kemudian Turun ke halaman namun ia justeru dikeplak warga.

Baca Juga: Pemilu AS 2020, Penjudi Inggris Bertaruh 5 Juta US Dolar untuk Kemenangan Donald Trump

Melihat massa tetap berorasi, menghina dan menghujat, AWK turun ke halaman dan mempersilahkan pendemo masuk ke kantornya. Saat menemui peserta demo itulah, AWK tiba-tiba menapatkan pukulan (dikeplak) diperkirakan dari dua peserta demo.

Saat kejadian berlangsung tampak aparat kepolisian dan petugas keamanan. Atas kejadian tersebut, ia pum melaporkan ke Polda Bali dan melakukan visum terkait penganiayaan.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kabid Humas Polda Bali Kombespol Syamsi belum memberikan jawaban.

Baca Juga: Pemilu AS 2020, Joe Bidden Kunjungi Kuburan, Trump: Kami sedang Melihat Tren

Sementara itu, pihak Sandi Murti mengklarifikasi jika kejadian tersebut merupakan pernah meraba kepalanya Raja.

Sesepuh Shandi Murti I Gusti Ngurah Harta (Turah) menjelaskan bahwa kedatangan orang-orangnya tersebut ke Kantor AWK merupakan undangan dari Arya Wedakarna sendiri, yang mengajak untuk berdialog.

“Kita memang tidak kasih anak-anak dialog. Kami ke sana hanya ingin demo dan orasi supaya mendengarkan uneg-uneg masyarakat Bali. Sebab masyarakat Bali sangat tersinggung sekali dengan pelecehan-pelecehan simbol-simbol yang dipuja oleh masyarakat Bali,” ungkap Turah.

Baca Juga: Pemilu AS 2020, Hasil Pemungutan Sementara Joe Biden Unggul Tinggalkan Trump

Pihak Sandi Murti sendiri enggan berdialog karena memang bukan untuk kompromi. Pun adanya pemukulan tersebut diakui Turah karena masyarakat terpancing oleh sikap AWK yang mengepalkan tangan ke arah mereka.

“Tidak ada pemukulan. Ndak ada. Teman-teman bercita-cita ingin meraba kepalanya raja gitu lo. Itu aja. Biar pernah meraba kepalanya Raja, cuman dipegang gitu aja. Dan dipegang pakai sandal, karena cita-cita teman-teman begitu, nggak ada yang mukul” jelasnya.***

Editor: Tri Widiyanti

Tags

Terkini

Terpopuler