Ini Urutan Kelahiran Tentukan Nama dalam Hindu Bali

22 Agustus 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi anak Bali./*pixabay /

RINGTIMES BALI - Ungkapan nama adalah doa, tepat untuk menggambarkan bagaimana sebuah nama dibuat tak cuma sebagai identitas seseorang tapi juga menyimpan makna dan harapan bagi si pemilik. Hal ini tercermin dari sistem penamaan berbagai suku bangsa di Indonesia yang unik.

Setiap suku atau kelompok punya aturan sendiri dalam menyusun nama, salah satunya orang Bali yang menurut jurnal Temajaya (2017) disusun dari unsur jenis kelamin, urutan kelahiran, dan sistem kasta. Penggabungan ketiga unsur ini seringkali membuat nama orang Bali menjadi panjang.

Kemudian,nama orang Bali juga tersusun dari penanda urutan kelahiran. Menurut Sastra Kanda Pat Sari, ada empat macam penamaan anak mulai dari yang tertua sampai termuda, yaitu Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. 

Baca Juga: Trend Covid-19 di Bali, Meningkat Pelan, Positif 4.292 Orang

Dalam penelitian Temajaya berjudul Sistem Penamaan Orang Bali, nama Wayan digunakan untuk anak pertama. Wayan berasal dari kata wayah yang berarti tua, atau berasal dari kata “wayahan” yang berarti matang.

Untuk anak pertama juga ada variasi lain yang biasanya digunakan yaitu Putu yang berarti cucu atau Gede yang berarti besar. Pada aspek kasta, nama Putu lebih cenderung dipilih kalangan di atas kasta Sudra.

Kemudian untuk anak kedua biasanya akan dinamakan Made yang berasal dari kata 'madya' yang berarti tengah. Anak kedua juga bisa dinamakan Nengah yang berarti tengah atau Kadek yang berarti adik.

Baca Juga: Uniknya Tradisi Layang-layang Khas Bali

Selanjutnya, anak ketiga akan diberi nama Nyoman yang berasal dari kata anom yang berarti muda atau kecil. Sumber lain juga mengatakan kalau anak ketiga bisa bernama Nyoman atau Komang yang berasal dari kata uman yang berarti sisa.

Anak ketiga ini memiliki arti nama yang diasosiasikan dengan sifat akhir (muda). Hal ini bisa dikaitkan dengan masyarakat Bali yang berpatokan dengan jumlah tiga (termasuk dalam jumlah anak) karena identik dengan konsep Hindu Bali seperti Tri Hita Karana, Tri Murti, Tri Kaya Parisudha, dan lain-lain. Dalam pandangan Hindu, sebaiknya sebuah keluarga memiliki 3 anak.

Setelah beranak tiga, disarankan untuk lebih “bijaksana”. Namun zaman dahulu, obat herbal tradisional kurang efektif untuk mencegah kehamilan, coitus interruptus tidak layak diandalkan, dan aborsi selalu dipandang jahat, sehingga sepasang suami istri mungkin saja memiliki lebih dari tiga anak.

Baca Juga: Tim SAR Upayakan Pencarian Bocah Terseret Arus di Pantai Air Kuning

Ini juga berhubungan dengan nama Ketut yang diberikan untuk anak keempat. Ketut berasal dari kata ketuut yang berarti mengikuti atau membuntuti, dimana anak ini disebut ikut lahir setelah ketiga anak pertama.

Ada juga yang menyebut bahwa “Ketut” berasal dari kata kuno “Kitut” yang artinya sebuah pisang kecil diujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak “bonus” yang tersayang.

Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yang bernama ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari orang Bali akan punahnya sebutan “Ketut” ini.

Baca Juga: Keseriusan Bakal Calon Wakil Bupati dari KJM Dipertanyakan, Ipat Belum Mundur dari ASN

Bagaimana kalau dalam sebuah keluarga ada lebih dari 4 anak? Penamaan itu akan diulang alias kembali ke nama pertama. Jadi, anak kelima akan diberi penamaan pertama, anak keenam akan diberi penamaan kedua, dan seterusnya. Misalnya, anak pertama bernama Wayan lalu yang kelima juga akan bernama sama.

Lalu bagaimana cara membedakan antara anak pertama atau kelima?

Supaya tidak mengecohkan, biasanya orang Bali akan memberikan penanda setelah nama urutan lahir. Penanda itu contohnya alit yang berarti kecil untuk anak yang lahir setelah empat orang di awal tadi. Selain itu, ada juga yang menggunakan urutan angka dari bahasa Jawa Kuno misalnya panca untuk anak kelima. Alternatif lain adalah dengan menambahkan kata balik yang artinya kembali.

Baca Juga: Lirik Lagu Nyesek Dek Ulik: Patah Hati Gak Bisa Move On

Namun jika bicara lebih rinci, ketiga titel hirarki kelahiran orang Bali memiliki sinonim, untuk Wayan = Putu, Kompyang atau Gede, untuk Made = Kadek atau Nengah, untuk Nyoman = Komang, sementara nama Ketut yang istimewa tak bersinonim.***(Yuliani Dewi)

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler