Sembahyang di Pura Luhur Mekori, Umat Hindu yang Lewati Jalur Tabanan Pupuan Tetap Patuhi Prokes!

15 April 2021, 19:31 WIB
umat Hindu sembahyang di Pura Luhur Mekori /

RINGTIMES BALI - Hari raya Galungan adalah salah satu hari raya besar bagi umat Hindu, Galungan adalah hari kemenangan dharma melawan adharma.

Saat hari raya Galungan, umat Hindu melakukan persembahyangan ke pura-pura, mulai dari pura di sekitar tempat tinggal hingga pulang ke kampung halaman.

Sebagian umat Hindu ada yang merantau dan pada hari raya Galungan pulang ke  kampung untuk melakukan persembahyangan.

Sehari setelah hari raya Galungan disebut Manis Galungan, dimana di hari tersebut umat Hindu berkunjung ke rumah sanak saudara dan bersilaturahmi.

Baca Juga: Beredar Info Vaksinasi Dibuka untuk Umum di Bali, Cek Faktanya

Baca Juga: Seorang Ibu di Denpasar Tega Menjual Jejaitan Sampian Kering untuk Upakara, Netizen: Anggap Aja Beramal

Salah satu jalur yang sering dilalui masyarakat Hindu dalam perjalan ke kampung adalah jalur Tabanan Pupuan.

Saat melewati jalur ini, masyarakat akan melewati salah satu pura yang cukup dikenal yakni Pura Luhur Mekori.

Pura Luhur Mekori terletak di desa Belimbing Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa 1 Ramadhan 1442 Hijriah Wilayah Provinsi Bali dan Sekitarnya Lengkap

Baca Juga: Warga Muslim Bantu Pemilik Kos Buat Penjor Galungan, Bukti Toleransi Umat Beragama di Bali

Baca Juga: Seorang WNA asal Rusia Dijambret di Bali, Lehernya Terluka hingga Mengeluh Kesakitan

Banyak warga yang lewat berhenti untuk bersembahyang memohon keselamatan baik perjalanan ke tempat tujuan atau saat kembali ke rumah.

Orang-orang yang lewat bisa melakukan persembahyangan di pura yang terletak di pinggir jalan, dimana pelinggih ini juga terdapat 2 patung harimau yang dipercaya sebagai pengawal Ida Batara.

Di masa pandemi, antusiasme warga masih tinggi untuk melakukan persembahyangan di pura yang dikenal dihuni ratusan monyet ini.

Bahkan warga yang lewat juga masih bisa melihat banyak monyet di sekitar pura dan di pinggir jalan di sekitar hutan Mekori.

Untuk menjaga protokol kesehatan, didepan pura terdapat tempat cuci tangan yang bisa digunakan warga sebelum bersembahyang.

cuci tangan sebelum sembahyang di Pura Mekori

Persembahyangan juga dilakukan dengan bergiliran agar tidak berdesakan. 

Memasuki hari raya Galungan hingga Manis Galungan, pemedek yang tangkil ke pura Mekori memang lebih banyak dibanding hari biasa.

Ini terlihat dari jumlah petugas keamanan yang ditambah hingga 4 orang agar pemedek tidak berdesakan dan tetap memakai masker.

Warga yang kebetulan lewat dan tidak membawa canang atau sarana sembahyang juga bisa membeli di warung sekitar pura tersebut.***

 

 

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler