“Ayahnya saja tidak bisa apalagi anaknya,” ujar Gus Baha.
Gus Baha memberikan solusi berdasarkan hadits sahih.
“Ada orang kekasih Allah hutangnya banyak. Ya lucu, wali kok banyak hutang. Ya biarin, tapi dia wali. Setelah itu ditagih, dimaki-maki oleh donator yang menghutangi,” Kata Gus Baha.
Baca Juga: Warga Tabanan Keluhkan Senderan Jembatan dan Trotoar di Kawasan Jalan Gajah Mada yang Mulai Jebol
“Begitu habis, Allah tidak kekurangan pasal. Kata yang menghutangi, “Gusti, walaupun dia saleh, tapi dia masih punya hutang ke saya, tetap saya tagih,” lanjutnya.
Namun, amal wali tersebut banyak. Jadi, walaupun ditagih banyak orang, tetap cukup.
Kemudia Allah menunjukkan satu surga yang luar biasa bagi orang yang mengikhlaskan hutang kepada orang-orang yang saleh.
Ketika itu juga, sang pemberi hutang langsung mengikhlaskan hutangnya kepada wali tersebut.
Baca Juga: Jangan Remehkan Mimpi, Gus Baha: di Situ Manusia Tidak Punya Nafsu atau Keinginan
Gus Baha juga mengatakan bahwa Allah tidak bisa memaafkan hutang, begitu pula Nabi yang tidak mau menyalati orang wafat yang memiliki tanggungan hutang.