“Hutangmu kalau bisa dibayar, kalau terpaksa gak bisa bayar ya biarkan, memang gak bisa kok,” kata Gus Baha.
Walhasil Nabi datang ke rumah salah satu sahabat, kemudian bertanya, “Akana alaihi dainun?”
“Apakah punya hutang? Punya Ya Rasulullah. Dua Dinar.”
Kemudian Nabi mengatakan, “Shollu ‘ala shohibikum”
Nabi tidak bersedia menyalati, tapi menyuruh sahabatnya menyalati.
Ketika Nabi ingin pulang tidak bersedia menyalati, ada sahabat mengatakan, “Ya Rasulullah Dirhamani” (hutangnya saya yang membayarkan)
Baca Juga: Download Lagu Bimbang dari Putih Abu-abu MP3 MP4, Mudah dan Gratis
Kemudian Nabi kembali lagi dan bersedia menyalatinya.
Sehingga terjadi tradisi kiai-kiai supaya mayat terbebas dari hutang, maka hutang tersebut diambil alih oleh yang masih hidup.
Namun, menurut Gus Baha, orang miskin yang tidak bisa membayar hutang kemungkinan anaknya untuk membayarkan juga kecil.