Gus Baha: Kebenaran Mutlak Tidak Akan Terpengaruh oleh Perilaku Seseorang

- 22 Januari 2022, 12:24 WIB
Gus Baha mengatakan bahwa kebenaran yang mutlak tidak terpengaruh oleh status perilaku seseorang.
Gus Baha mengatakan bahwa kebenaran yang mutlak tidak terpengaruh oleh status perilaku seseorang. /Instagram.com / @ngajionline_gusbaha.

RINGTIMES BALI – Gus Baha dengan nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ulama kelahiran 29 September 1970, Rembang- Jawa Tengah yang aktif menebarkan ceramah keagamaan dengan cara unik.

Salah satu ceramah Gus Baha menyinggung tentang kebenaran absolut atau kebenaran yang mutlak.

Isi ceramah Gus Baha sangat menarik dan tentunya para pendengar atau jamaah beliau akan menangkap dan menyimpannya dengan sangat rapi di dalam hati masing-masing.

Baca Juga: Ngaji Roso Gus Baha: Tidak Usah Khawatir Soal Rezeki, Makhluk di Bumi Sudah Ada yang Mengatur

Gus Baha menjelaskan materi filsafat yang lumayan berat namun dikemas dengan sangat sederhana dan membumi. Sehingga para jamaah nyaman ketika mendengarkannya.

Dilansir dari kanal YouTube Universitas Kehidupan pada Sabtu, 22 Januari 2022. Berikut ceramah KH Bahauddin Nursalim tentang Kebenaran yang mutlak, selengkapnya :

Menurut Gus Baha, kebenaran yang mutlak atau absolut adalah kebenaran yang diakui oleh setiap orang tanpa terpengaruh dengan status perilaku yang pernah dilakukan.

Baca Juga: Latihan Lanjutan Timnas Indonesia Jelang FIFA Match Day, Elkan Batal Gabung hingga Shin Tae Yong Desak PSSI

Hal ini selaras dengan ajaran ilmu filsafat, yang menyebutkan bahwa sebagai manusia dewasa kita akan senantiasa mencari tau tentang kebenaran.

Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran menurut diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan puncak dari segala kebenaran yakni kebenaran menurut Tuhan Yang Maha Esa.

"Kebenaran yang absolut itu adalah kebenaran yang semua orang mengakui," ujar Gus Baha.

Baca Juga: Pembatalan Dua Pertemuan G20 di Bali Gagalkan Momentum Pemulihan Ekonomi Sektor Pariwisata

"Kita semua (apapun latar belakangnya) akan mengatakan tembok itu putih, ya memang warnanya putih, kita (mengatakan itu) tanpa presentasi dapat hadiah atau penghormatan," tambahnya.

Gus Baha menyampaikan bahwa sebuah kebenaran akan tetap menjadi kebenaran entah siapapun yang mengatakannya.

Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran, dan tidak akan terpengaruh dengan latar belakang atau perilaku seseorang yang mengatakannya.

 Baca Juga: Polsek Benoa Terapkan Aplikasi Monitoring Karantina Presisi bagi PPLN yang Datang ke Bali

Kemudian Gus Baha mengkaitkannya dengan ilmu tauhid, menurut beliau orang-orang zaman sekarang itu aneh karena masih perlu alasan untuk mengakui bahwa Allah itu Tuhan.

Padahal sudah dewasa, tapi mengatakan Allah itu Tuhan masih dengan alasan supaya sesudah mati bisa masuk surga.

"Kenapa untuk mengatakan Allah itu Tuhan kita butuh surga, memangnya kalau enggak ada surga Allah gak jadi Tuhan," ungkap Gus Baha.

 Baca Juga: 5 Pemain Arema FC Positif Covid 19, Manajemen Optimis Pemain Bergejala Segera Pulih  

Saat beribadah kepada Allah semestinya kita sudah tidak mengharapkan surga. Begitupun, juga saat menjalani kehidupan sehari-hari semestinya sudah tidak perlu mencemaskan surga dan neraka, karena kita sudah dewasa.

Kalau mau berbuat baik masih berharap surga dan takut berbuat salah karena tidak mau masuk neraka, maka apa bedanya kita dengan anak kecil.

"Ini problem orang sholeh yang terlalu pesimis, makanya orang sholeh itu masuk surganya berat, tapi kalau orang alim gampang, kira-kira begitu," kelakar Gus Baha.

"Ya karena kan (orang alim) imannya lebih bagus daripada orang sholeh. Orang alim sudah punya keimanan yang kuat terkait ibadah kepada Allah tanpa mengharap surga," tambah Gus Baha.

 Baca Juga: Park Shin Hye dan Choi Tae Joon Melangsungkan Pernikahan Hari Ini, Netizen: Happy Wedding

Gus Baha kemudian mengatakan sebuah hadits qudsi yang berisi firman Allah SWT tentang 'walaupun tidak ada surga dan neraka, maka Allah SWT tetap patut untuk ditaati'.

"Kalau saja aku tidak menciptakan surga dan neraka, apa aku tidak menjadi tuhan yang patut ditaati (firman Allah SWT dalam hadits qudsi)," ucap Gus Baha.

"Kalau kebenaran absolut tentang tembok itu putih meski kamu tidak dapat hadiah. Lantas, kenapa untuk bilang Allah itu tuhan, kamu harus dapat hadiah surga," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah