Tujuannya untuk membangkitkan guna rajah untuk disomia agar patuh dengan arah guna sattwam.
Baca Juga: Magedong-gedongan, Upacara Penyucian Pertama Bayi dalam Ajaran Hindu Bali
Hal ini membuat guna rajah bersifat positif, dan memberi semangat untuk menghadapi gejolak kehidupan.
Kemudian masyarakat mengarak barong menuju Pura Pengerebongan, namun sebelumnya dilakukan penyucian di Pura Musen terlebih dahulu.
Diawali dengan upacara Nyajan dan Nuwur, untuk memohon kekuatan suci Bhatara-Bhatari agar turun melalui pradasar-nya dari para umat melalui para manca dan prasanak pangerob.
Baca Juga: Makna Perayaan Hari Sugihan Jawa dan Sugihan Bali bagi Umat Hindu Menurut Lontar Sundarigama
Kemudian semua Barong dan pepatih keluar dari Kori Agung kemudian mengesahkan keinginan sebanyak tiga kali dengan cara prasavia.
Saat melakukan prasawia para pepatih melakukan ngunying atau yang dipakai ngurek keris tajam mengarahkan, dan dada para pepatih tidak terluka ngurek.
Setelah upacara prasawia semua kembali ke Gedong Agung dengan upacara Pengeluwuran, kemudian dilanjutkan upacara Maider Bhuwana Bhatara-Bhatari.
Baca Juga: 4 Fakta Unik Hari Raya Galungan, Tidak Semua Umat Hindu di Bali Mengetahuinya