Terkait dengan keutamaan 10 hari awal Dzulhijjah, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّام. يَعْنِي أَيَّامُ الْعُشْرِ. قَالُوْا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ. (رواه البخاري)
Artinya: “Tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini. Rasulullah menghendaki 10 hari (awal Dzulhijjah). Lantas para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?’ Rasulullah shallalâhu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid)’.” (HR. Al-Bukhari). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, halaman 77-78).
Dalam hadist tersebut, Rasulullah SWT Memberikan motivasi kepada para sahabat dan umatnya untuk memanfaatkan momen 10 hari awal Dzulhijjah dan tidak menyia-nyiakan waktu tersebut.
Baca Juga: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Sebelum Idul Adha, Tulisan Arab-Latin
Hal ini semata-mata karena Rasulullah SAW tidak ingin umat Islam menyiakan bulan ini karena banyak sekali manfaat dan kemuliaan di hari itu.
Umat muslim bersepakat bahwa hari tersebut merupakan hari yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT.***