Ternyata Bangsa Arab adalah Penyembah Berhala, Fakta Sejarah Kepercayaan Masyarakat Sebelum Islam

12 Januari 2022, 12:23 WIB
Kepercayaan Masyarakat Sebelum Islam, Bangsa Arab adalah Penyembah Berhala/Tangkap Layar Youtube Jazirah Ilmu /

RINGTIMES BALI – Sahabat Muslim, kepercayaan masyarakat sebelum Islam ialah menyembah berhala.

Kepercayaan masyarakat sebelum Islam kepada berhala berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar suku Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam (Syiria). 

Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikannya di Makkah. 

Baca Juga: Tipe Karakter BTS ‘7FATES: CHAKHO Para Anggota, Terinspirasi Pemburu Harimau

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah, Pada awalnya, masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang diba- wa oleh Nabi Ibrahim AS. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail AS. 

Perjalanan hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya), dan Nabi Ismail (putranya) membuahkan sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang ter- pelihara, seperti Ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. 

Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini dinapaktilasi oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji. 

Baca Juga: Kesaktian Seseorang yang Didampingi Khodam Bolo Sewu, Ajian Bandung Bondowoso

Setelah Nabi Ismail as. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain Allah. 

Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar suku Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam (Syiria). 

Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikannya di Makkah. 

Baca Juga: Persija Takluk 1-2 atas Persipura, Macan Kemayoran Bermain dengan 10 Pemain

Dia membawa berhala yang diberi nama Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal men- jadi pimpinan berhala yang lainnya seperti Latta, Uzza dan Manna. 

Dia mengajarkan kepada masyarakat Makkah cara menyembah berhala. 

Sehingga masyarakat menyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekat- kan diri kepada tuhannya. 

Baca Juga: Skema Pemberian Vaksinasi Booster untuk Warga Bali, Gratis dan Bisa Pilih Jenis Vaksin

Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-berhala sehinga mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. 

Dan mulai- lah kepercayaan baru masuk ke masyarakat Makkah dan kota Makkah menjadi pusat penyembahan berhala. 

Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah berhala. 

Baca Juga: 2 Jenis Tanaman Hias yang Bikin Hati Adem, Syngonium Maria dan Mango Allusion

Para Pembesar menjawab bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Makkah. Mulailah kepercayaan baru menyebar di seluruh Jazirah Arab. 

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Ibnu Abbas, yang berbunyi: “Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan suku Murad, kemudian berpin- dah ke Bani Ghatifdi di lereng bukit yang terletak di kota Saba.” 

Baca Juga: Ciri-Ciri Orang Didampingi Khodam Sunan Kalijaga, Salah Satunya Rajin Beribadah

Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan. Nasr sesembahn suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. 

Padahal nama-nama itu adalah nama orang-orang saleh di zaman Nabi Nuh as. Setelah mereka wafat, setan membisikkan kaum yang saleh supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. 

Patung-patung itu tidak disembah sebelum orang-orang saleh itu mati dan ilmunya telah hilang. Dari situlah, penyembahan terhadap berhala-berhala mulai. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 16 dan 17 Terbaru 2022, 10 Upaya untuk Mengisi Kemerdekaan

Masa itu disebut masa Jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran Nbai Ibrahim as. 

Adapun faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:

1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka

2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang

3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar

Baca Juga: Download Lagu Hot Sauce – NCT MP3 MP4 Beserta Lirik, Mudah dan Gratis

Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang di Makkah, yaitu:

1. Menyembah Malaikat

Sebagian masyarakat Arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.

2. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu

Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana. 

Baca Juga: TREASURE Comeback 15 Februari 2022 Setelah Hiatus Hampir 1 Tahun, Fans Akui Antusias

Di saat-saat agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. akan datang, beberapa orang sudah berusaha untuk tidak menyembah berhala lagi dan ber- balik menyebarkan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim as.

Diantara mereka adalah Waraqah bin Naufa, Umayyah bin Shalt, Qus Saidah, Usman bin Khu- wairis, Abdullah bin Jahsyi, dan Zainal bin Umar.  

Mereka  adalah  kelompok yang menentang tradisi menyembah berhala. Namun Mereka meninggal sebelum datangnya Islam.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler