Dengan situasi tidak pasti ini, pendidikan dan pekerjaan kantor, baik negeri maupun swasta, dialihkan ke sistem online.
Hampir 60% wilayah Turki yang dilanda gempa besar, menerapkan sistem Work From Home (WFH).
Kegiatan masyarakat, event, olahraga, ibadah keagamaan, semua beralih ke online. Semua konsentrasi warga Turki beralih kepada keselamatan diri sendiri.
Baca Juga: Raisi Pimpin Delegasi Besar dalam Kunjungan Kenegaraan Pertama ke China
Sebagian warga Turki lain memutuskan bermigrasi ke Ankara, Istanbul, Trabzonspor, dan kota lain. Tentu persentase tidak besar, 45% dari beberapa kota terdampak gempa.
Warga Asing yang terdampak gempa, tentu sebagian besar, 70% bermigrasi ke Istanbul, Ankara, Trabzonspor, dan kota besar lainnya.
20% memutuskan pulang ke negeri asal. 10% bertahan di pengungsian karena alasan pekerjaan.
Baca Juga: Jerman Menawarkan Visa Sementara Bagi Korban Gempa Turki dan Suriah
Dari warga negara Indonesia (WNI), 4 korban ditemukan meninggal di Turki. 2 dimakamkan di Turki, 2 akan dipulangkan ke Indonesia, atas saran keluarga ke pihak konsuler KBRI Ankara, Turki.
Korban luka-luka dari Indonesia tembus 100 korban, sejauh ini tersebar di banyak rumah sakit di Turki. Pantauan KBRI Ankara di seluruh area terdampak masih terjalani hingga detik ini.