Dewan Keamanan PBB Tekankan Delegasi untuk Kirimkan Bantuan Kemanusian kepada Palestina

- 23 Mei 2021, 20:26 WIB
Orang-orang Yamen memegang bendera Palestina dalam merayakan gencatan senjata antara Palestina dan Israel
Orang-orang Yamen memegang bendera Palestina dalam merayakan gencatan senjata antara Palestina dan Israel /Dok. AFP/Yonhap

RINGTIMES BALI - Dewan Keamanan PBB pada Sabtu, 22 Mei 2021 menyerukan “gencatan senjata" dalam konflik antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza dalam sejak kekerasan itu dimulai pada 10 Mei kemarin.

Selain itu, pihak Anggota Dewan Keamanan juga menekankan "kebutuhan segera akan bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil Palestina, khususnya di Gaza."

Pernyataan tersebut pun mendapat dukungan kuat dari delegasi Amerika Serikat (AS) yang telah memblokir draf sebelumnya, hanya setelah paragraf yang mengutuk kekerasan itu dihapus, sebuah masalah sensitif karena menimbulkan pertanyaan tentang kesalahan.

Dikutip Ringtimesbali.com dari situs Korean times bahwa pada draf sebelumnya mengatakan bahwa "Anggota Dewan Keamanan mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk tindakan teror, serta tindakan provokasi, penghasutan dan penghancuran."

Baca Juga: Palestina Kian Memanas, Israel Kembali Serang Masjid Al Aqsa Usai Sepakat Gencatan Senjata

Selain itu, draf tersebut juga mengungkapkan keprihatinan tentang ketegangan dan kekerasan di Yerusalem timur, terutama di dalam dan sekitar situs suci, dan mendesak untuk menghormati status quo bersejarah di situs suci.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Israel berterima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungannya yang berkelanjutan untuk Israel dan haknya untuk membela warganya.

Selanjutnya Israel dan pihaknya menyalahkan sepenuhnya atas kekerasan baru-baru terjadi  terhadap militan Hamas karena menembakkan ribuan roket ke Israel.

"Kami berharap masyarakat internasional mengutuk dan melucuti senjata Hamas, dan memastikan rehabilitasi Gaza sambil mencegah pengalihan dana dan senjata untuk terorisme," ujar pernyataan tersebut.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Gaza, Usai Serangan Roket Israel, 228 Warga Palestina Meninggal

AS yang selalu menjadi pendukung terkuat Israel di PBB, menolak rancangan Prancis yang menuntut segera diakhirinya permusuhan dan menyerukan distribusi bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza.

Pernyataan terakhir, yang diusulkan oleh China, Norwegia dan Tunisia, hanya mencatat bahwa anggota Dewan "berduka atas hilangnya nyawa warga sipil akibat kekerasan."

Hal Ini mendukung seruan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres kepada pihak internasional untuk bekerja sama bersama PBB dalam meberikan bantuan rekonstruksi bersetar pemulihan yang berkelanjutan.

Dewan Keamanan PBB menegaskan kembali pentingnya mencapai perdamaian yang komprehensif berdasarkan visi wilayah di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan dan bersikap damai dengan perbatasan.

Baca Juga: Anies Baswedan Donasikan Dana untuk Palestina dari Uang Pribadi dan Karyawan Pemda DKI, Simak Faktanya

Sebelumnya, konflik 11 hari tersebut menghancurkan dan merenggut nyawa setidaknya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, sementara 12 orang tewas di Israel, termasuk satu anak.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan untuk membahas lagi konflik Israel-Palestina pada Kamis selama pertemuan rutin bulanan yang dijadwalkan sebelum konflik pecah.

Sehari setelah gencatan senjata berlangsung pada hari Jumat, mengakhiri serangan udara Israel yang mematikan di daerah kantong pantai dan tembakan roket ke arah Israel, pihak berwenang mendistribusikan pasokan di Gaza.

PBB mengatakan Sabtu bahwa sedikitnya 6.000 orang telah kehilangan tempat tinggal di wilayah yang dikuasai oleh kelompok Islam Hamas.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Korean Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah