Amerika Serikat Berikan Sanksi untuk Turunkan Pendapatan Korea Utara

2 Maret 2023, 10:26 WIB
Ilustrasi Amerika Serikat Berikan Sanksi untuk Turunkan Pendapatan Korea Utara. /Pixabay/DistelAPPArath

RINGTIMES BALI – Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Korea Utara makin memanas, kini Departemen Keuangan Amerika Serikat pada hari Rabu, 01 Maret 2023 telah memberlakukan sanksi terhadap siapa pun yang membantu menghasilkan pendapatan secara ilegal untuk pemerintah Korea Utara.

Office of Foreign Assets Control (OFAC) telah memberikan sanksi kepada Chilsong Trading Corporation, yang diduga  sebagai sumber pendapatan ilegal oleh Korea Utara untuk mendapatkan mata uang asing dan mengumpulkan intelijen dan perusahaan lainnya adalah Korea Paekho Trading Corporation, yang dituduh menghasilkan dana untuk pemerintah Korea Utara sejak 1980-an dengan melakukan proyek seni dan konstruksi di seluruh Timur Tengah dan Afrika.

Selain Perusaahan, OFAC juga memberikan sanksi terhadap individu. Sanksi itu diberikan kepada dua orang, yakni Hwang Kil-su dan Pak Hwa-song karena membantu pemerintah Korea Utara menghasilkan pendapatan, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Menag Lantik 3 Rektor PTKIN Ingatkan Cita World Class University

Departemen Keuangan mengatakan dua orang tersebut telah mendirikan sebuah perusahaan bernama Congo Aconde SARL di Republik Demokratik Kongo untuk memperoleh pendapatan dari proyek konstruksi dan pembangunan patung dengan pemerintah daerah.

Pekan lalu, media pemerintahan Amerika Serikat mengatakan Korea Utara melakukan uji coba menembakkan empat rudal jelajah strategis. Selama latihan yang dirancang untuk menunjukkan kemampuannya melakukan serangan balik nuklir terhadap apa yang disebutnya sebagai kekuatan musuh. 

"Senjata pemusnah massal dan program rudal balistik yang melanggar hukum, Korea Utara mengancam keamanan internasional dan stabilitas regional," kata Brian Nelson, pejabat tinggi Departemen Keuangan, pada hari Rabu kemarin dikutip dari laman Koreatimes. 

Baca Juga: Update Harga Emas Antam Pegadaian Kamis 2 Maret 2023, Naik Tipis

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menargetkan jaringan gelap global rezim yang menghasilkan pendapatan untuk kegiatan destabilisasi ini," tambahnya.

Pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, berdiri di samping rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang, mendesak supaya negara-negara tersebut segera meningkatkan penegakan sanksi terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik terbarunya.

Korea Utara terus maju dan berinovasi dalam mengembangkan dan memproduksi rudal baru secara massal, meskipun ada sanksi yang diberlakukan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang kegiatan rudal negara bersenjata nuklir itu. Namun Korea Utara bersikap acuh tak acuh akan sanksi tersebut.

Baca Juga: Antisipasi Inflasi Jelang Hari Raya Nyepi Bulan Puasa Ramadhan, BPS Dorong Peran TPID untuk Kendalikan Harga

Langkah antisipasi dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut baru-baru ini mengambil bagian dalam tabletop, atau simulasi, latihan yang berfokus pada kemungkinan Korea Utara menggunakan senjata nuklir.***

 

Cek berita Internasional lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler