Heboh, Habib Rizieq Akan Dukung Jokowi Asal Syarat Ini Terpenuhi

- 13 November 2020, 20:51 WIB
Habib Rizieq dan Presiden Joko Widodo
Habib Rizieq dan Presiden Joko Widodo /

 

RINGTIMES BALI - Habib Rizieq beberapa waktu terakhir ini memang jadi perbincangan publik.

Pasalnya setelah tinggal di Saudi Arabia selama beberapa tahun, Habib rizieq memilih pulang ke tanah air.

Tentunya saja kabar kepulangan Habib Rizieq mendapat perhatian dari berbagai kalangan.

Rizieq berujar, Ulama akan mengapresiasi pemerintah yang bermanfaat dan akan mengkritisi bila merugikan rakyat.

Baca Juga: 5 Tips Menanam Tanaman Gelombang Cinta Bagi Pemula

Ia akan bersikap mendukung pemerintahan Joko Widodo namun dengan adanya syarat yang harus dipenuhi.

Rizieq meminta pemerintah mengikuti sebuah gerakan revolusi bersama pihaknya.

Artikel tersebut telah tayang di JurnalPresisi pada 13 November 2020 dengan judulMinta Syarat Untuk Dipenuhi Pemerintahan Jokowi, Bila Tidak Habib Rizieq Akan Adakan Perlawanan Ini

Baca Juga: 3 Weton Jawa Paling Cerdas, Baik Hati dan Lemah Lembut, Ayo Ada Punyamu Gak?

"Saya tanya, kalau pemerintah melakukan revolusi akhlak, dukung tidak? Dukung tidak? Catat ini, sebarkan, biar pemerintah dengar. Kami siap mendukung Anda kalau Anda melakukan revolusi akhlak. Kalau Anda besok berbuat adil, kalau Anda besok menegakkan keadilan, kalau Anda mengubah segala kezaliman ini menjadi ketaatan kepada Allah, kami siap menghormati Anda, kami siap tunduk kepada aturan Anda," ujar Rizieq di depan pendukungnya dalam video tersebut.

Namun, jika pemerintah tidak melakukan revolusi akhlak, Rizieq menegaskan akan melawan seluruh ketidakadilan.

Baca Juga: 3 Weton Jawa Paling Malas, Plin Plan dan Pemarah, Sini Cek Punyamu

Ia pun menyebut jika perlawanan tersebut akan terjadi di seluruh Indonesia.

"Kalau Anda tidak... tidak adil, gelombang manusia, gelombang rakyat dari Sabang sampai Merauke akan melawan segala ketidakadilan. Takbir. Takbir," Seru Rizieq.

Tak tanggung-tanggung pihak Rizieq sudah memperhitungkan segala risiko termasuk rela mati demi melakukan revolusi akhlak.

Baca Juga: 5 Ikan Pembawa Hoki dan Rezeki Menurut Feng Shui, Pastikan Ada Dirumah

"Ini yang kita maksud revolusi akhlak. Kita tidak peduli apa pun risikonya. Risikonya paling tinggi mati. Paling tinggi apa. Orang berjuang mati, nggak... nggak berjuang apa? (Mati). Orang sakit mati, yang nggak sakit?. Orang kena Corona mati, yang nggak kena Corona?. Yang dimusuhin rezim mati, yang nggak dimusuhin?. Yang miskin mati, yang kaya? (Mati). Jadi nggak usah takut, mati itu bukan akhir segalanya. Mati itu awal kehidupan kita di akhirat untuk mempertanggungjawabkan segala amal kita di dunia ini," ujar Rizieq.

Pentolan Front Pembela Islam tersebut juga meminta kepada pejabat negara untuk berlaku adil. Karena menurut Rizieq, segala perbuatan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan kelak.

Baca Juga: 3 Weton Jawa Paling Berbahaya, Pendendam dan Egois, Ada Punyamu Gak?

Maka ini, kepada pejabat Indonesia, ingat, besok Anda juga akan mati, bukan kami saja yang mati, Anda akan ditanya kenapa bohong? Kenapa ingkar janji, akan ditanya. Kenapa khianat, kenapa tidak amanat. Nah, mumpung hayat masih dikandung badan, kami ajak, ayo kita ajak revolusi akhlak," jelas Rizieq.

Rizieq menjelaskan terkait posisi ulama dan oposisi di dalam Indonesia. Rizieq menilai, kedudukan ulama lebih tinggi daripada oposisi.

"Posisi ulama itu bukan oposisi, tapi posisi ulama adalah melakukan amal makruf nahi mungkar. Apa bedanya oposisi sama ulama, ada beda. Oposisi sering kali memposisikan diri segala keputusan pemerintah baik-tidak baik dia protes, dia serang. Itu oposisi. Tapi kalau ulama, putusan pemerintah bagus, ya kita apresiasi, kita hargai, kita doakan. Betul?," ujar Rizieq.

Baca Juga: Diancam Rumahnya akan Dikepung, Nikita Mirzani: Bawa Deh 800 Orang Sekalian Makan Bakso Bareng

"Tapi kalau keputusan tidak baik yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang bisa menghancurkan negara, wajib untuk kita kritisi. Kalau itu posisi ulama, mulia tidak? Jadi ulama ini lebih tinggi dari oposisi. Karena mata ulama jeli," tegasnya lagi.

Dalam hal ini Rizieq mengajak Presiden Jokowi melakukan revolusi akhlak. Hal ini menurutnya jika ketidakadilan harus dijadikan musuh bersama.

"Saya sampaikan sekali lagi kepada pemerintah, ayo pemerintahan Jokowi saat ini. Kami para ulama mengajak Anda dan jajaran Anda, menteri-menteri Anda. Semua pejabat negara, ayo kita revolusi akhlak, kita perbaiki," ucap Rizieq.

Baca Juga: 3 Tips Lancarkan Rezeki Dan Keberuntungan Menurut Feng Shui

Ia pun menyatakan jika hal yang telah berlalu dianggap berlalu dan untuk menyongsong ke depan harus ada perubahan.

"Yang sudah berlalu kita anggap berlalu, tapi ke depannya ini harus semua berubah. Yang kemarin bohong, besok tak boleh bohong lagi," ujar Rizieq.

Habib Rizieq juga meminta agar segala bentuk kriminalisasi ulama dan penodaan agama juga dihentikan.

Baca Juga: Tujuan Dibalik Pengusulan RUU Larangan Minuman Beralkohol, Ternyata Untuk Ini

"kemarin ulama dikriminalisasi, besok tidak boleh dikriminalisasi lagi. Yang kemarin pembiaran terhadap penodaan agama, penghinaan terhadap agama dibiarkan, dilindungi, besok tidak boleh ada penodaan agama yang dibiarkan. Setuju? Saya mau tanya, kalau pemerintahan Jokowi melakukan itu, setuju tidak?,". kata Rizieq.*** ( Ratri Ni'mah / Jurnal Presisi)

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x