Peneliti Temukan Gejala Baru Covid-19, Waspada Jika Muncul Tanda Ini

- 3 Oktober 2020, 20:34 WIB
Peneliti Temukan Gejala Baru Covid-19, Waspada Jika Muncul Tanda Ini
Peneliti Temukan Gejala Baru Covid-19, Waspada Jika Muncul Tanda Ini /Andrea Piacquadio

RINGTIMES BALI - Banyaknya penelitian yang dilakukan guna memberantas virus Covid-19 menghasilkan berbagai terobosan baru, salah satunya para ilmuwan telah memperingatkan gejala baru yang bisa menjadi tanda seseorang terinfeksi COVID-19.

 
Hal tersebut muncul ketika penelitian baru menunjukkan bahwa empat dari lima orang yang tiba-tiba kehilangan indera penciuman atau perasa dinyatakan positif Covid-19.
 
Penemuan ini menunjukkan hilangnya indera penciuman atau perasa yang akut merupakan indikator virus yang sangat dapat diandalkan, kata para ilmuwan.
 
 
 
Mereka menambahkan bahwa hilangnya indera penciuman atau perasa sekarang harus dipertimbangkan secara global sebagai kriteria untuk isolasi diri, pengujian dan pelacakan kontak.
 
Dilansir dari warrington guardian, para peneliti di UCL dan UCLH (University College London Hospitals NHS Foundation Trust) telah meneliti data kesehatan dari pusat perawatan primer di London, sebagaimana dimuat dalam artikel sebelumnya di PORTAL JEMBER dengan judul Hati-hati, Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa Terdapat Gejala Baru dari COVID-19
 
Mereka menemukan bahwa 78 persen orang yang melaporkan kehilangan indera penciuman atau perasa ternyata membawa Covid-19.
 
 
Dari orang-orang ini, 40 persen tidak mengalami batuk atau demam.Menurut para peneliti, hal ini adalah pertama kalinya angka dari kejadian seperti itu dihitung.
 
Penulis utama Profesor Rachel Batterham, dari UCL Medicine dan UCLH, mengatakan: “Saat kita mendekati gelombang kedua infeksi, pengenalan dini gejala Covid-19 oleh masyarakat bersama dengan isolasi diri dan pengujian yang cepat akan menjadi sangat penting untuk membatasi penyebaran penyakit.
 
"Sementara orang di Inggris yang tiba-tiba mengalami kehilangan indera penciuman atau perasa disarankan untuk mengisolasi diri dan melakukan tes, pada tingkat global hanya sedikit negara yang mengenali gejala ini sebagai indikator Covid-19 - kebanyakan berfokus pada demam dan gejala pernapasan."
 
 
Antara 23 April dan 14 Mei 2020, para peneliti mengirim teks kepada orang-orang yang terdaftar di sejumlah pusat perawatan primer di London yang telah melaporkan kehilangan indera penciuman atau perasa secara tiba-tiba.
 
Sebanyak 590 peserta mendaftar melalui platform berbasis web dan menjawab pertanyaan tentang hilangnya kedua indera tersebut serta gejala terkait Covid-19 lainnya.
 
Dari jumlah tersebut, 567 peserta kemudian berkonsultasi dengan profesional perawatan kesehatan yang mengkonfirmasi riwayat gejala mereka dan melakukan tes untuk mengetahui apakah mereka membawa virus Corona.
 
 
Studi yang dipublikasikan di PLOS Medicine, menemukan bahwa 77,6 persen dari 567 orang yang mengalami kehilangan indera penciuman atau perasa terjangkit SARS-CoV-2.
 
Dari jumlah tersebut 39,8 persen tidak mengalami batuk atau demam, dan peserta dengan kehilangan indera penciuman tiga kali lebih berisiko terjangkit SARS-CoV-2, dibandingkan dengan mereka yang kehilangan indera perasa.
 
Prof Batterham menambahkan “Penelitian kami memberikan pesan utama kesehatan masyarakat, seharusnya orang yang menyadari hilangnya kemampuan mereka untuk mencium bau pada pekerjaan rumah tangga sehari-hari seperti bawang putih, bawang merah, kopi, dan parfum harus mengisolasi diri dan mencari tes PCR virus Corona.” ***(Alam Cahya/Portal Jember)
 

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Portal Jember (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x