Bansos Jokowi Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Ada Apa?

- 2 Oktober 2020, 16:20 WIB
Bansos Jokowi Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Ada Apa?
Bansos Jokowi Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Ada Apa? /Antara

RINGTIMES BALI - Dalam rangka membantu masyarakat terdampak Covid-19, pemerintah mengumumkan bantuan sosial (bansos) seperti subsidi kuota internet untuk siswa dan guru, bantuan kepada karyawan atau pegawai swasta yang bergaji di bawah Rp 5 juta, dan bantuan Rp 2,4 juta bagi para pelaku usaha mikro.

Lalu gimana dengan pekerja sektor informal?

Anggota Ombudsman, Ahmad Suadi, mengatakan bahwa bantuan uang tunai (bansos) untuk pegawai swasta sebaiknya diberikan kepada pekerja di sektor-sektor informal.

Baca Juga: Pastikan Rekening Anda Tidak Bermasalah, BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Ditransfer Akhir Oktober

Meroketnya angka positif COVID-19 hingga melebihi 3 ribuan per hari, keputusan Gubernur DKI memberlakukan kembali PSBB ketat tentunya berdampak pada tekanan ekonomi sosial warga. Bantuan sosial (bansos) yang diharapkan sebagai perlindungan sosial warga ternyata pelaksanaannya juga belum maksimal.

Survei Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI di bulan Juli misalnya mengatakan bahwa 80,6 persen responden mengaku belum tersentuh bansos. Survei Indikator Politik Indonesia Mei 2020, mengatakan 60,3 persen warga menilai bantuan sosial belum tepat sasaran.

Sumber Ringtimesbali.com mengatakan pada 16 September 2020, warga di RW 14, Desa Cilebut Barat, sama sekali tidak mendapatkan jatah bansos Jokowi tersebut.  Bahkan, salah seorang warga, Jaenal mengakui, belum pernah mendapatkan bansos yang dijanjikan pemerintah.

Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19, Dolar AS Diburu, Kurs Rupiah Melemah

“Padahal kita sudah diambil datanya, terkait siapa yang dapat untuk bansos itu, karena secara ekonomi terdampak juga. Tapi, ini sudah empat bulan berlalu, kami tidak dapat,”

Ketua RW 14, Wibowo membenarkan hanya wilayahnya yang tidak mendapatkan bantuan. Padahal, di daerah tersebut ada 75 Kepala Keluarga yang diajukan untuk mendapatkan bansos namun data yang dipakai pihak desa yakni database dari tahun 2014. 

Halaman:

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Ringtimesbali.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x