'Radikalisme Good Looking' ala Menag Fachrul, Habib Rizieq Aja Ditangkap di Arab Bawa Bendera HTI

- 10 September 2020, 09:23 WIB
'Radikalisme Good Looking' ala Menag Fachrul, Habib Rizieq Aja Ditangkap di Arab Bawa Bendera HTI
'Radikalisme Good Looking' ala Menag Fachrul, Habib Rizieq Aja Ditangkap di Arab Bawa Bendera HTI /

RINGTIMES BALI - Menteri Agama Fachrul Razi diketahui akan memberikan sertifikasi penceramah. Wacana sertifikasi, deradikalisasi, hingga adanya pernyataan 'radikalisme good looking' keluar dari mulut Menag Fachrul Razi disorot oleh Pengamat Politik dan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens.

Boni mengaku memiliki pandangannya sendir, ia tidak bermaksud untuk membela atau mendukung, apalagi menjatuhkan siapapun. Ia hanya ingin menyajikan benang merah kenapa sampai muncul pernyataan 'radikalisme good looking' dari mulut Menag Fachrul.

Menurutnya, saat ini politik identitas menjadi trend yang menguat secara global, terutama di dekade kedua Abad ke-21.

Baca Juga: Istana Larang Pasang Gambar Jokowi di Spanduk HUT RI, Wajah Habib Rizieq Justeru Bermunculan

Bahkan, agenda politik berbalut ayat kitab suci dengan tafsir sempit terjadi di Indonesia, hanya menjadi bagian dari gejala mondial yang tak terbendung di tingkat dunia.

Sedangkan bila dibandingkan di banyak tempat luar negeri, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mengeluarkan kebijakan yang tegas dan keras untuk merespons kebangkitan mereka.

"Di Arab Saudi dan banyak negara Timur Tengah, bendera khilafah yang oleh orang Indonesia kerap diidentikkan dengan bendera HTI, dianggap sebagai bendera teroris, sehingga dilarang untuk dikibarkan," ungkap Boni Hargens.

Baca Juga: 'Menakar' Kekuatan Habib Rizeq dan Ustaz Abdul Somad Maju di Pilpres 2024

Artinya, siapapun yang dengan sengaja mengibarkan bendera khilafah di Arab Saudi, maka ia akan ditangkap dan diproses secara hukum. Bahkan, Habib Rizieq pun pernah ditangkap kepolisian Arab Saudi hanya karena menemukan bendera khilafah di dinding rumah sewanya.

"Itu sebabnya dulu Habib Rizieq sempat ditangkap dan diperiksa kepolisian di sana (Arab Saudi) saat ditemukan adanya bendera itu di dinding rumah kontrakannya," tambah Boni.

Hanya saja, keanehan terjadi di Indonesia yang sebagian masyarakatnya lebih senang melihat bendera HTI yang dianggap sakral daripada bendera kebangsaan Merah Putih.

Baca Juga: Habiburokhman Menyayangkan Sikap Krisdayanti Kepada Sang Anak

Tak tanggung-tanggung, mereka pun menolak menghormati bendera nasional, kecuali bendera HTI yang mereka cium dengan bebas.

"Itu saya temukan di lapangan sebelum Pilpres 2019 kemarin," ucapnya.

Dengan demikian, kebangkitan politik identitas yang merebak saat ini, seharusnya sudah diketahui akan mengarah pada gerakan politisasi agama dengan balutan demokrasi.

Baca Juga: Fadli Zon Sindir Puan Maharani Tak Paham Sejarah, Soal Dugaan Satir Pancasila ke Warga Sumbar

"Saya ingin mengatakan bahwa kebangkitan politik identitas di kekinian Indonesia sudah mengarah pada gerakan politisasi agama, bukan pada upaya memperjuangan identitas kelompok dengan memakai perangkat demokrasi," papar Boni, sebagaimana dimuat dalam artikel di PikiranRakyat-Cirebon.com "Heran Bendera HTI Sakral di Indonesia, Boni Hargens: Habib Rizieq pun Ditangkap Kepolisian Arab" yang dikutip dari RRI, Rabu 9 September 2020.

Artinya, kelompok ini yang memang sudah tepat diwaspadai Menag Fachrul karena mereka ingin mengubah sistem negara yang dianggap bodoh, sekaligus menjadi ancaman nyata buat keutuhan NKRI di masa mendatang.

Mereka yang kita sebut “kelompok radikal” mempunyai cita-cita ingin mengubah sistem negara karena mereka melihat demokrasi sebagai sistem thogut.

Baca Juga: Pernyataan Puan Sumbar Pancasilais, SK PDIP Dikembalikan, Hasto Kristiyanto Tak Terima

Ini jelas ancaman yang nyata dan serius terhadap keberlangsungan demokrasi, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan keutuhan NKRI ke depan," tegas Boni.

Untuk itu, kajian yang komprehensif dan penguatan kebijakan perlu digalakkan oleh negara termasuk upaya deradikalisasi yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus diperkuat dengan adanya kebijakan lain di bidang sosial, politik, dan ekonomi.***(Khairunnisa Fauzatul A/PikiranRakyat-Cirebon.com)

 

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: RRI Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x