Ahmad Dhani Beri Pesan TNI: PKI dulu Melebur ke PDIP, Ujungnya Minta Maaf! Kok Bisa

7 Oktober 2020, 13:48 WIB
Ahmad Dhani Beri Pesan TNI: PKI dulu Melebur ke PDIP, Ujungnya Minta Maaf! Kok Bisa /@ahmaddhaniofficial/

RINGTIMES BALI - Ahmad Dhani lagi-lagi tuai sorotan publik. Pasca memberikan pesan khusus di hari jadi ke-75 TNI pernyataan Wasekjen Partai Gerindra ini menuai kontroversi. Bagaimana tidak ia menyebut jika PKI dulu melebur ke PDIP.

Bagaimana tidak, ucapan Ahmad Dhani khusus di peringatan hari TNI ini malah berbuntut panjang. 

Mulut manis Ahmad Dhani justeru kini bertulah, akibatnya penyanyi senior band Dewa 19 ini harus meminta maaf kepada partai PDIP.

Baca Juga: Najwa Shihab Dilaporkan ke Polisi oleh Pendukung Jokowi, dr Tirta Siap Pasang Badan

Berikut pesan khusus dari Ahmad Dhani untuk TNI yang tengah memperingati hari jadi ke-75 dan akhirnya tuai kecaman.

"Bahaya laten itu komunis (PKI) karena ada dalam TAP MPRS No 25 tahun 1966. HTI-FPI-DI TII tidak ada di dalam Tap MPR.

Jadi fokus saja pada perintah TAP MPRS No 25 tahun 1966," kata Ahmad Dhani dalam keterangan tertulisnya, Senin 5 Oktober 2020.

Baca Juga: ShopeePay Perluas Jangkauan ke Lebih dari 500 Outlet Planet Ban

Lanjutnya, ia menegaskan tidak ada HTI hingga DI-TII di tiga partai politik besar saat ini.

Menurut dia, orang yang teriak waspada HTI hingga DI-TII terkesan norak.

"Saya bisa pastikan tidak ada HTI-FPI-DI TII di Partai Gerindra, Golkar apalagi PDIP. Jadi 3 partai besar ini aman tersusupi dari 3 unsur tersebut.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Covid-19, Ternyata tak Hanya Link Ini Simak Ini Cara Lainnya

Malah jadi norak jika ada yang teriak-teriak waspada HTI-FPI Atau DI-TII (pesan kepada netizen) wong 3 partai ini yang menjadi penentu arah kebijakan negara," ucah Dhani.

"Apalagi kok takut sama PKS? Tidak rasional," imbuhnya, seperti dikutip dari Pikiran-rakyat.com dalam artikel Wasekjen Gerindra Sebut PKI Dulu Melebur ke PDIP, TNI Waspada! Buntutnya Ahmad Dhani pun Minta Maaf! yang dilansir dari Warta Ekonomi.

Lebih lanjut, Dhani bicara soal Neo PKI, ia mengatakan sejarah PKI yang menurutnya melebur ke partai.

Baca Juga: Lari Pagi, Kostum Mulan Jameela Bikin 'Hareudang' Netizen

"Sebaliknya, mengapa masyarakat takut ada NEO PKI? Karena PKI dulu melebur ke PDIP dan rakyat tahu PDIP memimpin koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Apalagi rakyat juga sudah tahu soal Pancasila mau diganti Trisila bahkan Ekasila," sebutnya.

Lantas, ia berpesan agar TNI fokus atas bahaya laten komunis.

"Jadi pesan saya kepada TNI, fokus kepada bahaya laten komunis.

Baca Juga: Mengejutkan! Putra DN Aidit Ungkap Film G30S PKI bukan Sejarah, Ini Alasan nya

Itu amanat TAP MPRS No 25 tahun 1966. TAP MPRS No 25 tahun 1966 jangan dibaca saja, tapi harus ada implementasi dari amanat TAP MPRS tersebut.

Konkretnya apa saja, saya rasa pimpinan TNI lebih tahu," ucap dia.

"Jadi jika ada yang mau teriak bahaya laten HTI-DI TII, perintahkan legislator buat TAP-nya dulu. Jangan asal nguap.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 10 Ucapan Peringatan G30S PKI untuk Mengenang Jasa Pahlawan Revolusi

Ingat, komplotan yang mau mengganti Pancasila dengan Trisila-Ekasila sudah di depan mata. Waspadalah, waspadalah!" sebut dia.

Ahmad Dhani yang kini jadi nggota DPR Fraksi Gerindra itu meminta TNI untuk fokus kepada bahaya laten komunis.

Buntutnya...suami dari Mulan Jamela ini kini meminta maaf

Buntut ungkap pernyataan yang kontroversial tersebut, ujung-ujungnya Ahmad Dhani meminta maaf.

Baca Juga: Fahri Hamzah Ungkap Fadli Zon Miliki Dokumen Sejarah PKI dan Komunis, Ini Penjelasannya

Ahmad Dhani meminta maaf terkait ucapannya soal bahaya laten komunis dan sejarah peleburan PKI ke PDIP.

"Jadi saya minta maaf jika ada anggota PDIP yang marah.

Karena saya hanya menyampaikan apa yang ada di benak masyarakat untuk menjadi koreksi bersama," ucapnya, Senin 5 Oktober 2020, seperti dikutip dari Warta Ekonomi.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa masyarakat berhak untuk menduga upaya yang mencoba menghilangkan pelajaran sejarah G30S/PKI.

Baca Juga: Najwa Shihab 'Banjir' Dukungan, Benarkah Pelaporan Nana Pengalihan Isu Omnibus Law?

"Masyarakat berhak menduga ada invisible hand yang mencoba menghilangkan pelajaran sejarah G30S/PKI, tidak adanya gairah untuk nobar film G30S/PKI," sebut Dhani.***(Ari Nursanti/pikiran-rakyat.com)

 

 

 

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler