Lagu Genjer-Genjer Kerap Dianggap Proganda PKI, Lekat dengan Banyuwangi Simak ini Alasannya

28 September 2020, 11:46 WIB
Lagu Genjer-Genjer Kerap Dianggap Proganda PKI, Lekat dengan Banyuwangi Simak ini Alasannya /indonesiakoran.com/

RINGTIMES BALI – Siapa yang tak tahu lagu Genjer-genjer, lagu ini identik dengan lagu propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI), lagu ini merupakan sebuah lagu populer karya Seniman asal Banyuwangi Muhammad Arif.

Lagu ini mengisahkan nasib rakyat Indonesia di tahun 1960-an.

Genjer-Genjer dikenal di seluruh penjuru Indonesia kala itu karena liriknya yang sesuai dengan kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dahulu lagu Genjer-genjer kerap dipentaskan dalam kesenian Gandrung di Banyuwangi.

Bahkan, lagu Genjer-genjer sering dinyanyikan oleh musisi ibukota dan hingga di lingkungan istana.

Kini, jika membahas lagu Genjer-genjer masyarakat tentu akan mengaitkannya dengan PKI.

Baca Juga: Vanuatu Tuding Indonesia Langgar HAM di Papua, 'Tampar Balik' di PBB: Jangan Ceramahi Negara Lain

Sejak rezim Orde Baru berkuasa lagu ini selalu disebut sebagai lagunya PKI. Bahkan, hingga kini lagu ini masih dicekal karena dianggap sebagai lagu PKI.

Lirik lagu Genjer-genjer sendiri disebut berasal dari Bahasa Osing yang merupakan bahasa daerah Banyuwangi.

Dikutip dari artikel di Portal Jember Sejarah Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI, Ternyata Lekat dengan Masyarakat Banyuwangi, lagu ini memiliki sejarah yang cukup panjang hingga dianggap sebagai lagu PKI.

Baca Juga: Wow, Ganjar Pranowo Cari Kontak Kapolsek yang Dicopot karena Konser Dangdut, untuk apa?

Salah satunya tertuang dalam jurnal berjudul Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu yang ditulis Utan Parlindungan.

Jurnal tersebut diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 17, Nomor 3, Maret 2014 (236-253). Berikut ringkasannya.

1. Lirik lagu Genjer-Genjer dan artinya

Genjer-genjer
nong kedok’an pating keleler
(dipematang sawah berhamparan)
Genjer-genjer
nong kedok’an pating keleler
(dipematang sawah berhamparan)

emak’e tole, teko-teko mbubuti genjer
(ibunya anak-anak, datang-datang mencabuti genjer)
emak’e tole, teko-teko mbubuti genjer oleh sak tenong
(ibunya anak-anak, datang-datang mencabuti genjer dapat sebakul)

Baca Juga: Kabar Baik! Pemerintah Bebaskan Wajib Pajak hingga Desember 2020, Simak Penjelasannya

mungkor sedot seng tole-tole
(lalu bergegas pergi, dapat yang kecil-kecil)
Genjer-genjer
saiki wis digowo muleh
(sekarang sudah dibawa pulang)

Genjer-genjer
isuk-isuk didol ning pasar
(pagi-pagi dijual dipasar)
isuk-isuk didol ning pasar
(pagi-pagi dijual dipasar)
dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar
(dibariskan, diikat, dan semua digelar)
dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar
(dibariskan, diikat, dan semua digelar)
emae’ Jebreng podo tuku nggowo welasan
(ibunya Jebreng pada beli membawa belasan ikat)

Genjer-genjer saiki wis arep diolah
(Genjer-genjer pun sekarang siap diolah)

Baca Juga: Fenomena Halo Matahari Heboh di Jember dan Banyuwangi, Ternyata Pertanda Ini

2. Kaitan Genjer-Genjer dengan PKI

Dari lirik tersebut, diketahui bahwa masyarakat setempat terbiasa mengumpulkan sayuran genjer di pematang sawah untuk dijual di pasar.

Bisa dibilang, lirik ini tidak berkaitan dengan PKI. Namun, di masa itu PKI sangat menyukai lagu ini. Sejumlah artis kondang juga diminta menyanyikan Genjer-Genjer untuk menggaet lebih banyak kader PKI.

Selain itu, lagu ini juga diciptakan ketika Muhammad Arif tergabung di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berdiri dibawah PKI.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo dan Din CS Minta Film G30SPKI Diputar Kembali, Fakta PKI Tidak Akan Pernah Mati

Dari sinilah akhirnya Genjer-Genjer sangat identik dengan PKI dan dianggap lagu kebangsaan partai berlogo palu arit tersebut.

3. Dipelesetkan menjadi Jenderal-Jenderal

Hasan Singodimayan yang merupakan anggota Himpunan Seniman Banyuwangi Indonesia (HSBI) memiliki catatan pribadi soal ini.

Hasan yang juga merupakan teman akrab Muhammad Arif menuliskan bahwa Genjer-Genjer dipelesetkan menjadi Jenderal-Jenderal.

Baca Juga: 3 Fakta Ketua Tokoh PKI D.N Aidit Dibongkar Sang Anak, Salah Satunya Pernah Curhat ke Gusdur

Berikut liriknya

Jenderal-jenderal nyang ibu kota pating keleler
Emake Gerwani, teko teko nyuliki jenderal
Oleh sak truk, mungkir sedot sing toleh-toleh
Jenderal-jenderal saiki wes dicekeli
Jenderal-jenderal isuk-isuk pada disiksa
Dijejer ditaleni dan dipelosoro
Emake Gerwani, teko kabeh milu ngersoyo
Jenderal-jenderal maju terus dipateni
Adanya pelesetan ini juga menjadi salah satu alasan Genjer-Genjer dianggap identik dengan PKI hingga saat ini.***(Dinar Firda Rosa/Portal Jember)

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Portal Jember (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler