Gatot Nurmantyo dan Din CS Minta Film G30SPKI Diputar Kembali, Fakta PKI Tidak Akan Pernah Mati

23 September 2020, 11:57 WIB
Gatot Nurmantyo dan Din CS Minta Film G30SPKI Diputar Kembali, Fakta PKI Tidak Akan Pernah Mati /

RINGTIMES BALI - Sebentar lagi Indonesia akan memperingati peristiwa G30SPKI, pada 30 September 2020 mendatang. Deklarator KAMI Din Syamsuddin bersama Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo CS pun meminta pemerintah agar film G30SPKI itu diputar kembali.

Jika Film G30SPKI tidak diputar kembali menurutnya itu pertanda penghilangan jejak sejarah kelam Indonesia di masa lalu.

"Jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengenang kembali peristiwa ini maka akan ada reaktif yang sangat besar karena masih ada waktu mepet tapi sangat mepet kita sepakat Presidium kami pak Gatot Nurmantyo minta ditayangkan kembali,

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

sampai TVRI TV pemerintah tidak mau menayangkan film G30SPKI jika pemerintah tidak mau mengenang peristiwa sejarah kelam ini maka ini pertanda," ungkap Din yang dikutip Ringtimes Bali dalam dialog di akun YouTube @Forum Tanah Air, Senin 21 September 2020.

Din yang merupakan Deklarator KAMI ini juga mengungkapkan fakta jika tanda-tanda kehadiran PKI mulai kembali ada di Indonesia.

"Kita tidak lagi hanya knowing is believing bukan tahu karena percaya tapi kita bukan hanya sekedar mencium sesuatu tapi kita sudah seeing dan knowing tidak hanya pada tanda dan gelagat dan fakta bahkan pengakuan, disebut buku berjudul aku bangga jadi anak PKI sekarang makin menguat lagi bahkan sekarang ada lagi cucu PKI,"

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini, 18 September: Latar Belakang Pemberontakan PKI di Madiun

Fakta PKI lainnya katanya adalah peristiwa di Den Haag, dimana pengadilan rakyat internasional yang menggugat bahwa peristiwa G30SPKI adalah nyata dan membuktikan pelanggaran HAM berat dimana terbunuhnya Jenderal oleh PKI (partai komunis indonesia) tahun 1966 dan masih banyak bukti lainnya, paparnya.

"Kita tidak hanya lagi sekedar bukan lagi smelling dan believing mencium bau dan meyakini terjadinya sesuatu tapi kita sudah knowing saya berpendapat bahwa ideologi itu tidak mudah mati dan dibunuh, karena dalam pikiran manusia akan terus eksis terus menerus lewat diseminasi dan transmisi," katanya.

Ia pun menjabarkan dalam konteks Uni Soviet era Putin 2007 dimana dirinya menjadi anggota Strategic Alliance Russia based Islamic World, disitu ada 7 negara di federasi Uni Soviet di Rusia yang mayoritas yang beragama islam.

Baca Juga: Kemarin Trending, Ogah Disebut Cucu PKI, Arteria Dahlan Polisikan Hasril Caniago

"Dalam bidang ekonomi RRT sudah menerapkan sosialistik kapitaliszm China masih sangat kuat ingin berkuasa, dibalik negara lain bukan eks negara komunis bahkan di Jepang pun ada partai komunis dua kali mereka mau ke Indonesia ketemu dengan kita saya berhati-hati mereka mau datang, suatu sangat logis dan manusia terutama keturunan orang PKI saya tidak tahu jumlah real nya 16 juta 30 juta sekarang mungkin generasi kedua," jabarnya.

Ia juga menjabarkan fakta lainnya dimana sejumlah anak PKI ada dari anak-anak muslim yang baik.

Dulu katanya, Taufik Kiemas membentuk silaturahim anak bangsa dan ia pun diajak bergabung untuk mengumpulkan putra putri tokoh-tokoh PKI seperti anak Kartosuwiryo, Aidit, anak pak Harto.

Baca Juga: Disebut Said Didu Mau Balas Dendam, Arteria, Namanya Dahlan bukan Bachtaruddin yang Tokoh PKI itu

"Itu banyak ada puluhan, tujuannya waktu itu rekonsoliasi, namun sayang program itu tidak berlanjut karena pak Taufik Kiemas wafat," jelasnya.

Menurutnya, masih banyak sebagian yang lain di luar sana yang tidak berhenti mencari mereka muncul khususnya pada politik tertentu seperti khususnya PDIP, katanya.

"Pointnya ini bukan gejala tapi fakta bahwa PKI bangkit itu ada tandasnya. Mereka itu mengadu domba upaya penyelusupan kekerasan di kalangan islam, kasus pembunuhan penikaman Syekh ALi Jaber di Lampung itu bukan masalah sederhana,

Baca Juga: Fakta-Fakta Peristiwa G30S PKI Berhasil Diungkap CIA, Simak Penjelasannya di Sini

itu sudah terjadi sebelumnya, sejak 2014 sepertinya ada suasana politik psikologis yang dianggap kesimpulan pemerintah rezim yang berkuasa memiliki pandangannya sendiri apakah karena ketidak tahuan tentang sejarah," bebernya.

Sementara itu, adanya berbagai bukti rekam jejak peristiwa G30SPKI seolah diabaikan oleh rezim pemerintahan sekarang.

"Ada jejak foto digital itu tidak ada tindakan, saportisme membuat mereka ada momentum untuk bangkit. Puncaknya apalagi sekarang mau membangkitkan RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila),

Baca Juga: Sejarah Perjalanan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia

umat islam ormas islam tidak akan membiarkan itu MUI ormas islam kalau tidak dicabut itu satu bukti pemaksaan tidak lain karena tidak lain perasaan dominan di eksekutif legislatif konstitusional diktator ship mengulangi sejarah, jadi harus dicabut," tegasnya.

Ia pun mengimbau agar jangan sampai PKI mencoba-coba lagi di Indonesia, karena sejarah kebangsaan tahun 1948, 1965 sangat kelam dan bahkan hitam janganlah mencoba lagi, pintanya.

Tapi kalau tidak didengar tidak diikuti maka saya kira kelompok yang cinta seperti forum anda ini forum tanah air ini sangat berkomitmen kepada Pancasila,

Baca Juga: Umat Islam Waspada, RUU HIP Tidak Cantumkan Tap MPRS Tentang PKI

kalau itu terjadi maka Indonesia yang besar dan majemuk ini akan pada ada situasi penuh dengan penuh perselisihan persengketaan tentu tidak baik, kalau itu terjadi akan mengulangi sejarah lagi," katanya.

Sementara itu, pantauan Ringtimes Bali di jagat twitter tagar #G30SPKI trending dan di twitt oleh ribuan orang Rabu 22 September 2020.***

Editor: Tri Widiyanti

Tags

Terkini

Terpopuler