Hanya di Jepang Rp84 Juta bagi Warganya untuk Menikah demi Atasi Angka Kelahiran Rendah, Siapa mau

23 September 2020, 08:41 WIB
Hanya di Jepang Rp84 Juta bagi Warganya untuk Menikah demi Atasi Angka Kelahiran Rendah, Siapa mau /PIXABAY/

RINGTIMES BALI - Jepang mengalami penurunan jumlah penduduk. Menjadi salah satu negara paling maju di dunia, terungkap di Jepang tingkat kelahiran warganya sangat rendah, bahkan dilaporkan terus menurun setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat kelahiran ternyata menjadi sebuah masalah di Jepang.

Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah penduduk itu, pemerintah Jepang akan membayar uang sebesar 600.000 Yen atau sekitar Rp84 juta kepada warganya yang mau menikah.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dilaporkan, uang itu diberikan untuk memulai hidup sebagai pengantin baru Jepang, seperti membiayai sewa rumah.

Jepang mengatakan bantuan uang untuk memulai hidup baru bagi pengantin untuk meningkatkan jumlah kelahiran warganya.

Program akan dimulai pada April 2021 mendatang.

Baca Juga: Ini Kesan Jokowi Mendalam Terhadap PM Jepang Shinzo Abe yang Mundur karena Sakit

"Karena angka kelahiran sangat rendah terutama dikaitkan dengan kecenderungan orang terlambat menikah atau tidak menikah, pemerintah akan mencoba meningkatkan pernikahan dengan meningkatkan program untuk memberikan sejumlah uang kepada pasangan yang baru menikah," kata pihak Kantor Kabinet Jepang, pada Minggu 20 September 2020 seperti dikutip dalam artikel di Pikiran-rakyat.com dari Japan Today.

Agar memenuhi syarat, baik suami maupun istri harus berusia di bawah 40 tahun pada tanggal pernikahan yang terdaftar dan memiliki pendapatan gabungan kurang dari 5,4 juta yen (Rp761 juta) sampai usia 35 tahun.

Hanya 281 kotamadya, atau 15 persen dari semua kota besar, kota kecil dan desa di Jepang, yang telah mengadopsi program dukungan pernikahan tersebut pada Juli 2020.

Baca Juga: Minggu Ini Jerman dan Jepang Akan Luncurkan APL Pelacakan Covid-19

Tetapi, pemerintah Jepang mengatakan dalam upaya untuk meningkatkan jumlah pernikahan, pihaknya akan menanggung dua pertiga dari kebutuhan keuangan mulai 2021.

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat pada artikel "Angka Kelahiran Rendah, Jepang Siap Bayar Warganya Rp84 Juta Biar Mau Menikah", program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran karena pasangan suami istri cenderung memiliki dua anak.

Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan mencapai rekor terendah tahun lalu. Indikator tingkat kesuburan wanita tercatat terus turun pada 1,35 tahun pada 2019.

Baca Juga: Kini McDonald's Punya Menu Minions dan Cita Rasa Jepang yang Baru

Angka kelahiran bayi di Jepang tercatat turun 5,9 persen pada 2019 dengan jumlah kelahiran 865.000 bayi.

Fenomena ini merupakan kali pertama sejak pemerintah Jepang mulai mengumpulkan data kependudukan pada 1899.

Insentif bantuan ekonomi dianggap efektif untuk mendorong orang Jepang menikah.

Hal ini karena sekitar 29,1 persen pria lajang berusia 25 hingga 34 tahun dan 17,8 persen wanita lajang menyebutkan kurangnya dana pernikahan sebagai alasan mereka tetap tidak menikah.

Baca Juga: 5 Fakta Meggy Wulandari Menikah Lagi dengan Duda Beranak Dua, Sampai Kiwil 'Kepo'

Angka ini diketahui berdasarkan sebuah survei tahun 2015 oleh National Institute of Population and Social Security Research.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler