Wajib coba,Cara Menangani Patah Hati dengan Ilmu Pengetahuan

12 Juni 2020, 14:11 WIB
ILUSTRASI patah hati.* /PEXELS/

RINGTIMES BANYUWANGI - Patah hati bukanlah suatu hal yang bisa dianggap remeh.

Orang-orang yang pernah mengalami patah hati pasti tahu bagaimana sakitnya ditinggalkan orang yang disayangi.

Sakit itu bahkan bisa menjelma menjadi rasa sesak di dada yang terasa sangat nyata.

Baca Juga: KEREN, Mengubah Speaker Jadul Jadi Speaker Bluetooth

Bahkan pada beberapa kasus, jantung seseorang bisa benar-benar berhenti memompa jantung karena syok yang ditimbulkan dari patah hati.

Dikutip dari The Guardian oleh pikiranrakyat-bekasi.com, para ilmuwan mungkin telah menemukan obat penawar patah hati dengan kekuatan ilmu pengetahuan.

Pada bulan Maret tahun 2019, sebuah studi yang diketuai oleh Dr. Bryan Strange, menemukan bahwa propofol, sebuah zat yang biasa digunakan dalam prosedur pembiusan atau anestesi, dapat menh menyembuhkan post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan stres yang diakibatkan trauma psikologis.

Baca Juga: KEREN, Mengubah Speaker Jadul Jadi Speaker Bluetooth

“Menggabungkan anestesi dengan penceritaan memori menyakitkan dapat mengaburkan memori itu, kami harus menentukan kepada siapa saja prosedur ini dapat dilakukan dengan sukses," tutur Strange.

"Ada orang-orang dengan sakit hati yang sangat parah sehingga membuatnya stres, dan orang seperti itulah yang dapat disembuhkan dengan prosedur ini,” pungkasnya.

Selain dengan menggunakan obat anestesi, cara lain yang diklaim efektif untuk untuk menyembuhkan patah hati adalah dengan menyibukkan otak agar tidak memikirkan objek penyebab patah hati.

Baca Juga: Aplikasi Twitter Menguji Fitur untuk Mempromosikan Informasi Diskusi

Berita ini telah terbit di pikiran-rakyat.com dengsn judul Tips Menangani Patah Hati dengan Ilmu Pengetahuan

Helen Fisher, seorang peneliti antropologi biologis yang telah menghabiskan empat dekade meneliti efek cinta pada otak manusia, menambahkan bahwa otak manusia merasakan patah hati sama seperti merasakan sakau.

“Setelah mempelajari orang-orang patah hati, kami menemukan aktivitas daerah otak yang berasosiasi dengan obsesi dan keinginan untuk mengonsumsi sesuatu secara berlebih, dan juga aktivitas pada nucleus accumbens, yang berhubungan dengan rasa kecanduan seperti saat berjudi dan mengonsumsi obat-obatan terlarang," tutur Fisher.

"Kami juga menemukan aktivitas daerah otak yang terhubung dengan rasa sakit dan ketegangan akibat rasa sakit itu, respon otak terhadap patah hati sangat kuat,” tambahnya.

Baca Juga: Benarkah, Masker Bagi Anak, Usia dibawah 2 Tahun Rentan Berbahaya

Temuan Fisher diperkuat oleh Barbara Sahakian, profesor neuropsikologi klinis dari University of Cambridge, yang mengembangkan aplikasi Decoder, aplikasi asah otak yang mengklaim dapat mengalihkan perasaan patah hati dan meningkatkan konsentrasi.

“Cinta adalah sesuatu yang sangat adiktif, rasanya seperti sistem penghadiahan anda diaktifkan oleh orang itu," ujar Sahakian.

Baca Juga: Akibat Undang-undang Baru, KPK Hentikan 36 Kasus yang Didominasi Dugaan Suap.

Baca Juga: 'JUM'AT BERKAH' Kandungan Ayat Kursi dalam Surah Al Baqarah Ayat 255

"Jika orang itu meninggalkan anda, anda harus menyingkirkan kebiasaan dan keinginan keras untuk melihatnya, mendengarnya, dan mengirim pesan padanya, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengalihkan perhatian anda dan menggunakan waktu anda untuk hal lain,” tutupnya. (Muhammad Rangga Padika)

 

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler