RINGTIMES BALI – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf) mendorong pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mendapatkan prioritas vaksinasi Covid-19.
Hal ini disampaikan pada hari Rabu, 17 Februari 2021 dalam rapat pimpinan di lingkungan kemenparekraf.
Sandiaga menjelaskan bila pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif perlu diprioritaskan dalam menerima vaksinasi Covid-19 setelah tenaga kesehatan.
“Hal ini harus terus kita gaungkan dan kita harus perjuangkan vaksinasi ini, karena ini merupakan tugas kita,” jelas Sandiaga yang dikutip Ringtimesbali.com dari situs Kemenparekraf.
Lebih lanjut ia menjelaskan bila pemberian prioritas penerima vaksin kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu bentuk dalam mengembangkan serta membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ia juga meminta kepada Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf beserta jajaran untuk menindaklanjuti kepada pihak-pihak yang terkait.
Sandiaga juga meminta agar pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif segera mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Kemenparekraf dan Kementerian ESDM Berkolaborasi Kembangkan Geopark di Indonesia
Lebih lanjut, terkait dengan free covid corridors yang akan diterapkan di Bali, Sandiaga meminta kepada Deputi Kebijakan Strategis beserta jajaran untuk membahas hal tersebut bersama kementerian dan lembaga terkait.
“Deputi I bisa membantu untuk masuk dalam pembahasan tahap akhir dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Kesehatan, dan Satgas COVID-19,” ujarnya.
“Kita undang ke Bali dan Pak Gubernur Bali beserta jajarannya, minggu depan di saat saya berkantor di Bali,” tambah Sandiaga.
Baca Juga: Kemenparekraf Dukung Inovasi Baru Destinasi Wisata Secara Virtual
Selain itu, Sandiaga juga meminta kepada jajarannya yang terkait dengan Bidang Pengembangan Destinasi, Sumber Daya dan Kelembagaan, dan Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur untuk membantu Desa Adat Kutuh, Badung, Bali.
Diketahui bila Desa Adat Kutuh memiliki objek wisata Pantai Pandawa yang menjadi daya tarik utama. Selain itu objek wisata tersebut memiliki lebih dari 3.000 kunjungan wisatawan per harinya.
Desa Adat tersebut juga mampu menghasilkan Rp50 miliar per tahun dari kunjungan turis domestik maupun internasional.
Akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, pendapatan desa itu menurun dengan drastis di angka 90 persen.***