Tanggapan Profesor Psikiatri Soal Terapi Kesehatan Mental Menggunakan ChatGPT

- 19 Mei 2023, 14:16 WIB
ChatGPT dan Artificial Intelligence (AI)
ChatGPT dan Artificial Intelligence (AI) / // REUTERS/Dado Ruvic

RINGTIMES BALI- Pemanfaatan ChatGPT saat ini, telah merambah ke bidang terapi kesehatan mental. Teknologi ini, merekomendasikan penggunaannya untuk mencari bantuan dari tenaga profesional jika gejala kecemasan yang dirasakan sudah semakin parah.

Sejumlah pakar kesehatan setuju bahwa menggunakan ChatGPT atau AI untuk terapi mental bukan pilihan yang aman.

Profesor Psikiatri asal Stanford University Bruce Arnow, PhD, mengatakan bahwa dirinya khawatir jika chatbot AI atau ChatGPT, memberikan informasi yang kurang tepat terkait pertanyaan yag diajukan.

Menurut Arnow, ChatGPT sendiri saat digunakan, memperingati pengguna bahwa teknologi tersebut terkadang menghasilkan informasi yang salah, instruksi berbahaya atau konten yang bias.

Pernyataan ini, diperkuat oleh percobaan yang dilakukan asisten profesor asal University Georgia, Uwamahiro Williams, yang menemui sejumlah masalah saat menggunakan AI sebagai terapis.

AI tidak memiliki pedoman atau lisensi terapis, seperti yang dimiliki oleh para terapis mental. Sehingga Williams mempertanyakan siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Mahasiswa Prasetiya Mulya Kembangkan Teknologi Untuk Deteksi Penyakit

“Jika terjadi sesuatu, lalu siapa yang bertanggung jawab?,” ucap Williams, dikutip dari Antara, Jumat 19 Mei 2023.

Selain itu, penggunaan AI atau ChatGPT sebagai terapis mental dapat menimbulkan permasalah privasi bagi sebagian orang.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x