Faktanya tidak semua orang terlahir untuk memiliki selaput dara, bahkan setiap manusia mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
Bahkan fakta membuktikan bahwa selaput dara dapat pecah tidak hanya disebabkan karena berhubungan seks saja.
Selaput dara dapat pecah bisa jadi karena aktifitas sehari-hari seperti angkat beban, berenang, bersepeda bahkan penggunaan tempon.
Baca Juga: 5 Tanda Wanita Sudah Tidak Perawan, Salah Satunya Payudara Kendur
Namun selaput dara bersifat fleksibel, masih dapat utuh meskipun sudah berhubungan seks, jadi tes keperawanan tidak dibenarkan oleh ilmiah.
Justru medis melarang tes ini untuk dilakukan karena bisa jadi membahayakan akibat dilakukan secara tidak higenis.
Jadi tidak ada penanda jelas pada seorang tubuh wanita yang masih perawan atau tidak, ini sama halnya dengan laki-laki.
Justru tes keperawanan ini malah membuat traumatis, depresi, kecemasan, bahkan bunuh diri bagi mereka yang pernah mengalaminya.
Baca Juga: 7 Mitos 'Perawan' yang Keliru, Ternyata Tidak Semua Wanita Punya Selaput Dara
Terlebih lagi jika hasil tes menunjukan bahwa dirinya sudah tidak perawan, lingkungan sosial pasti akan mengecamnya dan membawa dampak psikologis baginya.