Kedutan pada Bayi yang Baru Lahir, Tanda Adanya Rangsangan Saraf

- 12 November 2021, 18:18 WIB
Ilustrasi kedutan pada bayi yang baru lahir.
Ilustrasi kedutan pada bayi yang baru lahir. /Unsplash/Ana Tablas

RINGTIMES BALI – Bayi yang baru lahir memang memiliki banyak rahasia yang belum banyak diketahui oleh orangtuanya. Tumbuh kembang bayi sangat dipengaruhi oleh genetis dan asupan pada saat kehamilan.

Pada bayi yang baru lahir, kedutan-kedutan sering sekali terjadi. Mulai dari kedutan-kedutan pada areal lengan dan kaki sampai kedutan yang terlihat aneh, seperti kedutan di areal leher atau di areal tulang belakang

Kedutan pada bayi memang adalah hal yang normal. Namun perlu diketahui, ada beberpa kedutan yang patut diperhatikan oleh orangtua yang baru memiliki buah hati.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Pelihara Kucing Bisa Bikin Mandul dan Bayi Cacat

Dilansir dari Verywellfamily pada Kamis, 11 November 2021, kedutan pada saat bayi yang baru lahir adalah hal yang normal bahkan lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.

Kelahiran dengan jalan normal ataupun premature dengan bantuan operasi Caesar, sama sama memberikan bayi sebuah kemungkinan untuk berkedut setiap beberapa saat.

Kedutan-kedutan ini memang terlihat tidak nyaman di mata kedua orangtua si bayi. Tapi hal ini terjadi bukan tanpa alasan, secara biologis, tubuh bayi sedang melakukan pengembangan sistem saraf.

Baca Juga: 5 Tahap Penyakit Parkinson, Dari Tremor Hingga Alami Halusinasi

Perkembangan biologis anak ini terkait dengan perkembangan sistem saraf dari otak ke otot guna digunakan untuk koordinasi dan perkembangan ke perkembangan sensorik dan motorik si bayi.

Secara normal, bayi yang baru lahir memang ,mengalami kedutan-kedutan pada sekujur tubuh terutama pada saat bayi tertidur. Kedutan bayi ini juga terjadi saat menerima rangsangan saat dipegang, dipindahkan atau dipeluk.

Kadang kedutan dan gemetar ini dapat diringankan dengan bantuan dari orangtua itu sendiri. Saat bayi mengalami kedutan-kedutan di area tangan, orangtua bisa memberikan jarinya untuk dipegang guna merelaksasikan ketegangan otot pada bayi.

Baca Juga: 9 Gejala Awal Sakit Jantung, Waspada dengan Keringat Dingin

Tapi perlu diperhatikan saat bayi mengalami kedutan-kedutan yang tidak normal. Kedutan ini bisa saja seperti gemetar atau tremor pada bayi.

Seperti yang sudah dijelaskan, kedutan ataupun tremor pada bayi itu hal yang wajar, namun akan sangat berbahaya jika tremor tersebut berlangsung lama.

Tremor atau kedutan pada bayi bisa jadi sebuah pertanda kalau bayi sedang mengalami kepanasan. Berbanding terbalik memang, saat tubuh bayi kepanasan, bayi akan menggigil karena adanya kebingungan sinyal yang diberikan otak pada otot.

Baca Juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bayi di Bawah 1 Tahun, Bisa Sebabkan Sakit Kepala

Dalam istilah kedokteran kedutan-kedutan yang menunjukan keadaan yang serius ini disebut dengan Neonatal Seizure. Neonatal seizure ini adalah sebuah keadaan yang menyerang paling sedikit 1.5% bayi di seluruh dunia.

Keadaan ini lebih banyak terjadi pada anak yang mengalami persalinan secara prematur. Hal ini bisa terjadi lantaran kelahiran prematur menyebabkan sistem saraf yang masih belum siap dan perkembangan otak yang masih belum sempurna.

Salah satu cara menentukan jika kedutan atau gemetaran ini berbahaya adalah jika kedutan berlangsung lama dan orangtua bayi tidak dapat menghentikan kedutan ini dengan merelaksasikan kedutan otot bayi.

Baca Juga: 5 Penyebab Ruam pada Kulit Bayi, Salah Satunya Telur

Pada saat ini, diperlukan penanganan khusus. Mulai dari pemeriksaan dokter atau dengan melakukan scan MRI. Jadi perlu diperhatikan, kedutan memang tidak berbahaya namun harus tetap diperhatikan.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Very Well Family


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x